Baru Senin kemarin, Arif Satria, sang Kepala BRIN, sudah berdiri di depan media di Jakarta. Ia baru saja pulang dari Aceh Tamiang, dan ceritanya satu: soal air. Lebih tepatnya, tentang bagaimana air banjir yang keruh dan penuh lumpur bisa berubah jadi air minum yang ia teguk langsung di lokasi bencana.
Inovasinya bernama Arsinum. Teknologi buatan para periset BRIN ini, kata Arif, terbukti efektif saat diuji di wilayah yang dilanda banjir bandang. Masyarakat yang kesulitan mendapatkan air bersih akhirnya terbantu.
"Saya baru semalam dari Aceh Tamiang. Apa yang kita lakukan, kita mengembangkan Arsinum yang kemudian dimanfaatkan oleh masyarakat saudara-saudara kita yang sedang mengalami bencana," ujar Arif dalam Media Lounge Discussion di Gedung BJ Habibie BRIN.
Ia menekankan, alat itu berfungsi dengan baik. Yang tadinya cuma air kotor tak layak, bisa diolah hingga layak konsumsi.
"Air banjir yang bisa diubah menjadi air minum. Dan kemarin sudah berfungsi, saya langsung minum airnya. Dan masyarakat senang sekali," tuturnya.
Respons dari daerah pun positif. Pemerintah setempat melihat ini sebagai solusi riil yang langsung menyentuh kebutuhan warga. "Pemerintah daerah senang sekali, ini solusi, solusi dilakukan oleh BRIN. Itu produk yang nyata," katanya lagi.
Artikel Terkait
Sekjen Kabinet Minta Dirut Turun Langsung Pantau Titik Rawan Nataru
Sarinah Thamrin Siap Sambut 300 Ribu Pengunjung di Malam Tahun Baru
Puncak Arus Mudik, Pejabat Tinjau Kesiapan Pelabuhan Merak
Pasca Bencana Aceh, RSUD di 18 Wilayah Kembali Berfungsi