Ada skenario khusus juga nih. Kalau pertumbuhan ekonomi suatu daerah malah negatif, maka formula bakal disesuaikan. Dalam kondisi itu, inflasi jadi patokan utama untuk menaikkan upah minimum. Lumayanlah, sebagai pengaman.
Dengan formula baru ini, perkiraan kenaikan UMP 2026 rata-rata nasional berkisar antara 4,87% sampai 6,95%. Angka ini, kata pemerintah, mencerminkan upaya menjaga keseimbangan. Di satu sisi melindungi daya beli buruh, di sisi lain tetap mempertimbangkan kesehatan usaha.
Kondisi inflasi sepanjang 2025 sendiri terpantau cukup kondusif. Sampai November lalu, inflasi IHK tahunan ada di 2,27%. Sementara inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang paling kerasa di kantong rakyat berada di level 2,88%. Stabilitas ini tentu jadi pertimbangan penting dalam perhitungan upah.
Namun begitu, analisis dari tim Stockbit pada Rabu (17/12) memberikan gambaran lain. Mereka memproyeksikan kenaikan upah riil tahun 2026 nggak akan setinggi tahun 2025. Proyeksi ini pakai asumsi kenaikan UMP rata-rata 6% dan inflasi 2026 yang diprediksi BI tetap stabil di kisaran 2,5%.
Tapi jangan langsung pesimis. Daya beli masyarakat nggak cuma ditentukan oleh naiknya upah, lho. Banyak faktor lain yang main peran. Misalnya, bagaimana kondisi lapangan kerja dan apakah gelombang PHK masih terjadi. Efektivitas belanja pemerintah lewat berbagai kebijakan fiskal juga punya pengaruh besar.
Jadi, meski angka kenaikannya terlihat lebih moderat, ceritanya belum selesai. Masih panjang perjalanan untuk melihat dampak riilnya di tengah masyarakat.
Artikel Terkait
Prabowo: Senyum 91 Emas, Pusing Mikirin Bonus
Warung Gado-Gado di Kemanggisan Ludes Dilahap Api, 40 Personel Dikerahkan
CEO Ford Akui Tertinggal 25 Tahun dari Raksasa Mobil Listrik China
Tapanuli Utara Siapkan Ground Breaking Huntap, Data Warga Diverifikasi Ketat