jelas Hery dengan nada meyakinkan.
Di sisi lain, dia mengakui ada masalah dalam komunikasi selama ini. Berdasarkan riset Nielsen, meski nama BRI sangat populer, persepsi masyarakat untuk beralih dan menggunakan layanan lain ternyata masih rendah. Awareness tinggi, tapi konversinya kurang.
“Biar dia (masyarakat) melihat, ternyata kita nggak hanya bisa simpedes, tapi juga bisa melayani. Jadi lupa aja selama ini, hasil riset dari Nielson itu menunjukkan bahwa kita ini awareness-nya tinggi, tapi persepsi orang untuk konversi dan segala macam itu rendah,"
tuturnya.
Nah, melalui rebranding inilah BRI berusaha memperbaiki itu. Logo baru dengan warna Nusantara Blue itu bukan sekadar gambar. Itu adalah pernyataan eksplisit. Sebuah deklarasi bahwa BRI adalah bank untuk semua kalangan.
“Jadi itu yang kita bilang, yang kita state sekali lagi bahwa BRI itu adalah banknya rakyat Indonesia atau bank untuk semua,”
pungkas Hery menutup paparannya. Transformasi pun resmi dimulai.
Artikel Terkait
Puncak Mudik Nataru 2026 Diprediksi Lebih Awal, Catat Tanggalnya
Prabowo Turun Langsung ke Agam, Hibur Anak-anak di Posko Pengungsian
ECB Diprediksi Tak Ganggu Suku Bunga, Inflasi Zona Euro Masih Bersahabat
Atlantis Subsea Garap Inspeksi Pipa Gas Bawah Laut Senilai Rp16 Miliar