Ajakan itu disambut hangat oleh pimpinan Tenova.
CEO Tenova Roberto Pancaldi menyatakan komitmen perusahaan untuk mendukung upaya Indonesia menciptakan industri baja yang lebih ramah lingkungan.
"Kami berterima kasih atas kunjungan ini. Tenova berharap pemerintah Indonesia terus mendukung upaya kolaboratif kami bersama Tata Metal Lestari untuk mendorong terciptanya baja yang lebih ramah lingkungan sesuai misi keberlanjutan kami," kata Pancaldi.
Kerja sama dengan Tenova sebenarnya sudah berjalan. PT Tata Metal Lestari (TML), misalnya, sedang membangun fasilitas Continuous Galvanizing Line (CGL) 2 di Sadang dengan teknologi utama dari Tenova. Teknologi ini diklaim bisa meningkatkan efisiensi termal, menekan emisi, dan tentu saja memperkuat hilirisasi baja dalam negeri.
Rendra Fernanda, GM Manufacturing TML, menegaskan bahwa fokus mereka bukan cuma menaikkan angka produksi semata.
"Fokus kami bukan sekadar meningkatkan tonase produksi, tetapi memastikan kualitas dan jumlah emisi yang dihasilkan semakin baik dan efisien," ujarnya.
Jadi, kunjungan ini seperti benih. Benih kerja sama yang diharapkan bisa tumbuh, memperkuat fondasi industri logam Indonesia agar tak hanya besar, tetapi juga cerdas dan berwawasan lingkungan. Perjalanannya masih panjang, tapi langkah awal sudah diambil.
Artikel Terkait
D’Masiv Bakal Ramaikan Panggung Komunitas Daihatsu di Malang
D’Masiv dan Pesta Rakyat Gratis Warnai Kumpul Sahabat Daihatsu di Malang
Bandara Sam Ratulangi Siaga Hadapi Puncak Arus Mudik Nataru
Bobotoh Gelar Syukuran, Gol Perdana Tanque Jadi Pembuka Tekanan