Lalu, bagaimana proses pembuatannya? Fariza memaparkan langkah-langkahnya. Pertama, susu segar, gula pasir, dan tepung jangklong dicampur rata. Campuran ini lalu dipanaskan sampai 90 derajat Celsius, kira-kira lima menit, untuk sterilisasi.
Setelah itu, adonan didinginkan dulu. Baru saat suhunya turun ke kisaran 43-45 derajat, starter bakteri asam laktat dimasukkan.
Proses selanjutnya butuh kesabaran. Adonan disimpan dalam kondisi hangat, antara 37 hingga 42 derajat, selama 8 sampai 10 jam. Di tahap inilah fermentasi terjadi, sampai keasaman mencapai pH 4,6. Sebagai sentuhan akhir, ekstrak buah parijoto baru ditambahkan untuk rasa dan manfaat ekstra.
Jadi, simpul Fariza, yogurt jangklong-parijoto ini adalah produk sinbiotik yang bergizi dan ekonomis. Lagipula, sudah sesuai Standar Nasional Indonesia.
"Produk ini berpotensi menjadi camilan sehat bagi anak stunting," pungkasnya.
Inovasi yang cukup menjanjikan, bukan? Memanfaatkan kekayaan lokal untuk menjawab masalah kesehatan yang nyata.
Reporter Salsha Okta Fairuz
Artikel Terkait
Korban Bencana Sumbar Capai 193 Jiwa, 32 Jenazah Belum Teridentifikasi
Bahlil Perintahkan SPBU di Tiga Provinsi Buka 24 Jam Pascabencana
Djaka Budi Utama Buka Suara soal Penggeledahan Kantor Bea Cukai oleh Kejagung
Beras Ilegal di Batam dan Sabang Buka Mata Bea Cukai