tutur Gus Ipul.
Pola distribusi gabungan lewat laut dan udara ini akan terus dioptimalkan. Tujuannya jelas: menjangkau kantong-kantong pengungsian yang lokasinya masih sangat sulit dicapai.
Penanganan bencana ini jelas bukan kerja satu instansi. Selain Kemensos dan BNPB, unsur TNI dan Polri turut mengirimkan personel serta logistik mereka. Semua bergerak simultan. Koordinasi intensif juga terus dijalin antara Kemensos, BNPB, pemerintah kabupaten dan kota, plus Polda serta unsur daerah lainnya untuk mempercepat penanganan.
“Bupati (Aceh Tamiang) tadi melaporkan masih ada sekitar 10 kecamatan yang terisolir, sementara dua kecamatan sudah mulai terbuka aksesnya. Besok mudah-mudahan bertambah,”
kata Gus Ipul menambahkan.
Hingga Rabu malam, total bantuan yang telah disalurkan mencapai angka sekitar Rp25 miliar. Bentuknya beragam, mulai dari bantuan natura hingga dukungan operasional untuk dapur umum, termasuk belanja bahan baku dan pembiayaan SDM.
Untuk memastikan perut pengungsi terisi, Kemensos mengoperasikan kurang lebih 30 dapur umum. Dapur-dapur ini ada yang dikelola masyarakat, ada pula yang dibangun bersama dinas sosial setempat, tersebar di tiga provinsi terdampak. Dukungan tenaga juga masif. Lebih dari 570 personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) dikerahkan untuk mendukung operasional dapur umum tersebut. Dengan kekuatan itu, mereka mampu menghasilkan sekitar 80.000 bungkus makanan setiap harinya untuk korban bencana.
Artikel Terkait
Pencarian MH370 Bergulir Lagi, Janji Baru di Samudera Hindia
Yogurt Khas Muria: Inovasi Kudus Lawan Stunting dengan Jangklong dan Parijoto
Purbaya Ancang-ancang Bekukan Bea Cukai, Pimpinannya: Itu Koreksi, Bukan Ancaman
Satu Titik Radioaktif Tersembunyi di Bawah Pondasi, Bangunan di Cikande Terancam Dibongkar