Sebagai langkah respons, Danantara saat ini sedang melakukan kajian mendalam terhadap proposal investasi ini. Analisis yang dilakukan termasuk menghitung potensi keuntungan dan tingkat pengembalian investasi (return on investment) untuk memastikan kesesuaiannya dengan target kinerja Danantara.
Skema kemitraan yang diusulkan dalam kerja sama ini adalah business to business (B2B). Sebagai tindak lanjut, Raja Abdullah II telah mengundang perwakilan Danantara untuk melakukan kunjungan ke Yordania pada bulan Desember mendatang guna membahas detail lebih lanjut dari rencana kerja sama ini.
Rosan juga mengonfirmasi bahwa dirinya telah ditunjuk sebagai penanggung jawab utama dari pihak Indonesia untuk proyek ini. Dari pihak Yordania, Menteri Investasi Yordania akan menjadi contact person resmi yang menangani kelanjutan kerja sama investasi ini.
Selain tiga proyek baru tersebut, Indonesia dan Yordania juga berencana memperluas kerja sama di sektor fosfat yang telah berjalan. Nilai kerja sama fosfat yang telah terjalin saat ini mencapai USD 250 juta dan dinilai telah memberikan keuntungan yang signifikan bagi kedua belah pihak. Rencana pengembangan termasuk potensi investasi Indonesia di sektor fosfat dan potas di Yordania, yang saat ini sedang dalam tahap penjajakan lebih lanjut.
Artikel Terkait
2025 dalam Gelas: Dari Matcha Hingga Bapmericano, Tren Minuman yang Sempat Viral
Manchester United Women Siapkan Senjata untuk Kejar Gelar
Tahun Depan, Motor Ikonik Ini Resmi Pamit dari Pasar Indonesia
Arus Mudik Lebaran Terlewati Lancar, Polisi Fokus Siapkan Gelombang Balik