Pandangan tentang Peran Mahfud MD
Sudarsono mengingatkan bahwa Mahfud MD dikenal sebagai sosok profesor, tokoh Nahdlatul Ulama (NU), dan ustaz. Oleh karena itu, ia berpandangan Mahfud MD seharusnya fokus pada isu-isu yang sesuai dengan latar belakangnya tersebut.
"Lebih baik Bapak (Mahfud) mengomentari sebagai tokoh NU, kaya kemarin kan masih nyaring di telinga kita, Roy Suryo, Tifa ke makam, waduh kalau orang-orang NU tahu itu aja marah kok. Bapak luruskan, harusnya berkomentar soal itu. Pak Mahfud jangan jadi sengkuni nggih," pungkas Sudarsono.
Profil dan Perjalanan Politik Sudarsono
Sudarsono adalah mantan kader PDIP asal Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, yang memiliki karier politik panjang sejak tahun 1998. Ia pernah menjabat sebagai ketua PDIP di tingkat kecamatan hingga tahun 2005, kemudian menjadi pengurus tetap partai dengan posisi Wakil Ketua Bidang Kaderisasi dan Ideologi PDIP DPC Kabupaten Pemalang.
Pada Januari 2025, Sudarsono dipecat dari PDIP dan kini bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Setelah bergabung dengan PSI, ia aktif menyuarakan kritik terhadap mantan partainya, termasuk dengan menyambangi Gedung KPK pada Februari 2025 untuk menyampaikan dukungan atas ditolaknya gugatan praperadilan Hasto Kristiyanto.
Sudarsono mengaku dipecat dari PDIP karena mengkritik Hasto Kristiyanto melalui media massa. Kini, sebagai kader PSI, ia terus vokal menyuarakan pandangan politiknya terkait berbagai isu nasional.
Artikel Terkait
Rp2,6 Triliun Dana Jabar Siap Disalurkan, Gubernur Ungkap Ini Bukan Uang Tidur!
Dana Mengendap Jabar Tembus Triliunan, Dedi Mulyadi Dituding Buang Badan dengan Sidak Aqua!
Gibran Dinilai Cuma Pelengkap? Hensat: Harus Dipaksa Kerja, Kalau Enggak, Buang-buang Duit Negara!
Dana Rp2,1 T Mengendap Giro Jabar, Dedi Mulyadi Sindir Purbaya: Masa Harus di Kasur?