Menurut Anies, negara tidak boleh dikelola dengan logika "teman dan musuh", tetapi harus dengan ukuran profesionalisme dan tanggung jawab publik. "Kalau yang duduk di posisi strategis adalah mereka yang hanya pandai berhubungan, bukan bekerja, maka yang menderita adalah rakyat. Kebijakan akan berpihak pada kekuasaan, bukan pada keadilan," tegasnya.
Pidato Anies Baswedan Direspons Meriah, Istana Belum Beri Tanggapan
Meski tidak menyebut nama secara langsung, pernyataan Anies dianggap menyinggung kondisi pemerintahan saat ini, di mana sejumlah posisi strategis diisi oleh tokoh-tokoh yang dikenal memiliki kedekatan dengan lingkar kekuasaan.
Pidato Anies Baswedan ini mendapat sambutan meriah dari peserta dialog yang sebagian besar berasal dari kalangan mahasiswa, akademisi, dan aktivis. Mereka menilai kritik tersebut mencerminkan kegelisahan publik terhadap kondisi politik dan tata kelola pemerintahan yang dinilai semakin elitis.
Sementara itu, pihak Istana hingga berita ini diturunkan belum memberikan tanggapan resmi atas pernyataan Anies Baswedan.
Sumber artikel asli: Murianetwork.com
Artikel Terkait
Perebutan Pengaruh di Tubuh PBNU: Dua Kubu Berebut Dukungan Kiai Sepuh
Banjir Sumatra Bongkar Gudang Kayu Ilegal, Menteri Kehutanan Didesak Bertindak
Buni Yani Sebut Bandara Khusus IMIP sebagai Pengkhianatan Jokowi
Roy Suryo Sumpah demi Allah, Klaim Lembar Pengesahan Skripsi Jokowi Hilang Saat Diperiksa di UGM