“Jadi, sangat beralasan bila Prabowo mendahulukan PKS daripada PPP. Kehadiran Prabowo di acara PKS, setidaknya akan membuat PKS lebih loyal kepada Prabowo,” ujarnya.
Di sisi lain, Jamiluddin menilai langkah Prabowo sudah tepat tidak menghadiri muktamar PPP. Sebab, bila Prabowo hadir di muktamar yang berakhir kisruh itu akan berdampak negatif padanya. Prabowo, menurut Jamiluddin, bisa saja akan dituduh terlibat dalam kisruh di PPP. Bahkan muktamar yang menghasilkan dualisme kepemimpinan itu bisa saja dituding karena ada peran pemerintah.
Atas dasar itu, kata Jamiluddin, dengan Prabowo tidak menghadiri Muktamar PPP, berarti ia bisa terbebas dari berbagai tuduhan negatif. Prabowo tetap dalam posiai netral terkait kisruh PPP.
“Jadi, Prabowo ingin memberi kesan ia tidak mau cawe-cawe di internal partai, termasuk di PPP. Prabowo ingin memberi pesan selama ia jadi presiden semua partai akan independen, termasuk dalam memilih pemimpinnya,” pungkasnya.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Survei 2025: DPR RI Catat Tingkat Ketidakpercayaan Publik Tertinggi 41%
PSI Tetap Jadikan Jokowi Patron untuk Cetak Pemimpin Masa Depan, Ini Kata Ahmad Ali
Sistem Rujukan Berjenjang BPJS Dinilai Tidak Efisien, Rugikan Pasien: Ini Solusinya
Presiden Prabowo Tandatangani Rehabilitasi untuk 2 Guru Luwu Utara: Pemulihan Nama Baik