MURIANETWORK.COM - Di tengah polemik seputar arahan politik Presiden Joko Widodo yang menginginkan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memimpin hingga dua periode, muncul dukungan vokal dari tokoh yang tak asing bagi publik, Firdaus Oiwobo.
Pendiri Ormas Ternak Mulyono alias Termul ini secara gamblang melabeli Gibran Rakabuming Raka sebagai "Hadiah dari Tuhan" untuk bangsa.
Pernyataan kontroversial ini muncul setelah Firdaus bertemu dengan Jokowi di Solo.
Da mengklaim ada pihak yang menanyakan pendapatnya mengenai sosok pemimpin masa depan.
Tanpa ragu, Firdaus menyebut Gibran sebagai satu-satunya kandidat yang layak.
“Seorang leader sejati yang sekarang dari kalangan anak muda yang masih fresh otaknya ya cuman Gibran,” ungkap Firdaus.
Menurutnya, pengalaman Gibran sebagai Wali Kota Solo dan Wakil Presiden sudah menjadi bukti kapabilitasnya.
Dia juga meyakini Gibran memiliki rekam jejak yang bersih.
"Beliau track record bagus, enggak ada cacat, cara memimpin luar biasa, merakyat dan tegas," tambahnya.
Bahkan, Firdaus berani mengklaim Gibran memiliki kelebihan dibanding sang ayah, Presiden Jokowi.
"Enggak suka macam-macam, enggak suka birokrasi dan njelimet kaya bapaknya Pak Jokowi, lebih gawat Gibran, lebih tegas Gibran, ke depan kita dipimpin anak muda jenius yang teruji," tuturnya.
Keyakinan Firdaus ini sejalan dengan pandangan relawan di Solo.
Juru Bicara Koncone Gibran Gaess (KGG), Imelda Yuniati, melihat Gibran sebagai "satu paket komplit" yang dapat mengisi ruang-ruang penting dalam pemerintahan.
Imelda berpendapat, energi muda Gibran menjadikannya sosok yang gesit di lapangan dan mampu merespons cepat hal-hal yang tidak dapat dijangkau oleh presiden.
"Yang tidak bisa direspon cepat oleh presiden bisa diisi oleh Mas Gibran," katanya.
Bagi Imelda, wacana dua periode ini bukan sekadar hitungan politik, melainkan sebuah sinergi yang diharapkan akan membawa fenomena baru dalam sejarah kepemimpinan Indonesia.
Hal ini seakan menguatkan narasi bahwa Prabowo-Gibran adalah paket yang tidak bisa dipisahkan, sebuah kolaborasi yang dinilai ideal untuk memimpin Indonesia ke depan.
Pernyataan Jokowi ini disampaikan saat ia bertemu relawan di kediamannya di Solo, Jawa Tengah.
"Sejak awal saya sampaikan seluruh relawan untuk itu. Ya memang sejak awal saya perintahkan seperti itu untuk mendukung pemerintahan Presiden Prabowo-Gibran 2 periode,” tegas Jokowi.
Arahan ini kemudian diamini oleh Ketua Umum Relawan Bara Jokowi Presiden (Bara JP), Willem Frans Ansanay.
Menurutnya, amanat dari Jokowi ini akan diteruskan ke seluruh relawan untuk mengawal pasangan tersebut hingga periode 2029-2034.
Pernyataan ini jelas menunjukkan arah politik yang ingin dibangun oleh Jokowi, yaitu sebuah kontinuitas kekuasaan yang fokus pada keberlanjutan.
Namun, langkah ini dikritik keras oleh pengamat politik Yunarto Wijaya. Direktur Eksekutif Charta Politika ini merasa terkejut dan menyayangkan pernyataan Jokowi.
Menurutnya, seorang mantan kepala negara seharusnya sudah berada di level negarawan yang berbicara mengenai isu-isu krusial seperti perubahan iklim atau disrupsi teknologi, bukan lagi soal urusan elektoral dan kekuasaan.
"Terus terang saya agak kaget. Apalagi, kalau kita dengarkan kalimatnya, itu bisa bermakna ganda... Ini yang menurut saya sangat disayangkan dari seorang mantan presiden dua periode yang kita harapkan ada pada tahapan seorang negarawan," ungkap Yunarto.
Ia juga berpesan kepada relawan agar tidak menjadi "domba-domba" yang hanya menuruti perintah, tetapi bisa memberikan kontribusi yang lebih bermakna bagi bangsa.
Sumber: tribunnews
Artikel Terkait
Said Didu Ungkap Prabowo Kini Dalam Tekanan: Sudah Dua Kali Jokowi Mengancam
TNI AD Jaga Gedung DPR, Ramai Dikritik: Sesuai Aturan atau Intimidasi Rakyat?
Dari Konsultan Politik ke Komisaris Pertamina, Jejak Karier Hasan Nasbi Jadi Sorotan!
IKN Jadi Ibu Kota Politik: Keputusan Simalakama Prabowo Hadapi Buruknya Warisan Jokowi!