MURIANETWORK.COM - Hasan Nasbi mengundurkan diri sebagai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO).
Apa penyebab di balik keputusan itu Mungkinkah Presiden Prabowo Subianto menolak atau memilih orang lingkaran terdekat sebagai penggantinya?
HASAN NASBI mengumumkan mundur sebagai Kepala PCO lewat video yang diunggah akun Instagram Total Politik pada 29 April 2025.
Ia mengungkap alasan di balik keputusan itu karena ada sesuatu dan persoalan yang tidak bisa ditangani lagi.
“Kami pun harus tahu diri dan kemudian mengambil keputusan untuk menepi," ucap Hasan Nasbi.
Surat pengunduran diri telah diserahkan Hasan Nasbi kepada Prabowo sejak 21 April 2025.
Namun tidak secara langsung, yakni lewat Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
PCO merupakan lembaga baru yang dibentuk di masa Presiden Joko Widodo atau Jokowi lewat Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 82 Tahun 2024.
Jokowi kemudian melantik Hasan Nasbi yang berlatar belakang konsultan politik sekaligus pendiri lembaga survei Cyrus Network tersebut sebagai Kepala PCO pada 19 Agustus 2024.
Hasan Nasbi diketahui memiliki kedekatan dengan Jokowi.
Kedekatan itu berawal sejak Jokowi maju di Pilkada Jakarta 2012 bersama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Selain itu Hasan Nasbi juga turut beperan penting di balik kemenangan Jokowi di Pilpres 2014 dan 2019.
Lalu berlanjut pada Pilpres 2024 ketika ia menjadi juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo yang maju berpasangan dengan putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.
Terkait keputusannya mundur sebagai Kepala PCO, Hasan Nasbi menekankan hal itu telah didasari atas pertimbangan matang.
Menurut dia saat ini sudah waktunya ‘menepi ke luar lapangan dan duduk di kursi penonton’.
“Saya memberikan kesempatan kepada figur yang lebih baik untuk menggantikan posisi bermain di lapangan,” ujarnya.
Dua Faktor
Isu mundurnya Hasan Nasbi sebagai Kepala PCO sebenarnya telah mencuat sejak lama.
Khususnya setelah ia mendapat sorotan usai melontarkan celetukan 'dimasak saja' saat menanggapi kasus teror kepala babi di Kantor Redaksi Tempo pada 21 Maret 2025.
Pernyataan Kepala PCO itu bahkan diakui Prabowo sebagai bentuk keteledoran.
Beredar kabar keputusan Hasan Nasbi mundur tidak terlepas dari persoalan anggaran PCO.
Sebagai Kepala PCO ia juga disebut-sebut acap kali tak dilibatkan dalam rapat-rapat di Istana Kepresidenan.
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro menilai celetukan ‘dimasak saja’ dalam menanggapi kasus teror kepala babi ke Kantor Tempo memang kesalahan yang cukup fatal.
Namun, persoalan anggaran PCO dan politis terkait sulitnya akses informasi serta komunikasi dengan pemerintahan bisa jadi sebagai penyebab lain di balik mundurnya Hasan Nasbi.
“Saya kira dua alasan itu yang bisa diobjektifikasi dan dirasionalisasi sebagai rangkaian peristiwa yang menyebabkan Hasan Nasbi mundur,” kata Agung, Rabu (30/4/2025).
Sebagai Kepala PCO, kata Agung, Hasan Nasbi memang akan kesulitan menerjemahkan pikiran presiden jika akses informasi dan komunikasi yang ia dapat itu terbatas.
Sehingga tak heran akhirnya pernyataan-pernyataan yang keluar ke publik justru acap kali berseberang dengan apa yang dikehendaki kepala negara.
“Secara politis tidak bisa dipungkiri seorang jubir harus punya chemistry dengan presiden. Kita punya komparasi di masa lalu seperti Andi Mallarangeng di era SBY,” jelasnya.
Kendati begitu, Agung mengapresiasi Hasan Nasbi yang berani mengambil keputusan mundur sebagai Kepala PCO.
Langkah tersebut menurutnya patut dijadikan contoh bagi pejabat atau menteri-menteri lain di Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran.
“Pengunduran diri semacam ini bisa menjadi standar moral yang baik bagi seluruh anggota Kabinet Merah Putih ketika mereka gagal dalam menjalankan tugas atau melakukan kesalahan fatal,” tuturnya.
Pilih Orang Terdekat
Dosen Ilmu Politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno memprediksi Prabowo akan menunjuk orang terdekat atau lingkaran terdalam sebagai Kepala PCO pengganti Hasan Nasbi.
Salah satunya mengarah kepada Wakil Menteri Komunikasi dan Digital atau Wamenkomdigi Angga Raka Prabowo.
“Angga satu sosok terdekat yang berada di lingkaran terdalam presiden. Kalau Prasetyo terlihat tetap jubir istana plus Mensesneg,” kata Adi.
Pada 17 April 2025 lalu, Mensesneg Prasetyo Hadi mengumumkan dirinya telah ditunjuk Prabowo untuk menjadi juru bicara presiden.
Selain itu ia juga turut merekomendasikan Wamenkomdigi Angga Raka Prabowo dan Wamensesneg Juri Ardiantoro kepada Prabowo agar dilibatkan sebagai jubir.
Adi menilai kriteria Kepala PCO selain memiliki kecakapan dalam komunikasi publik ia memang harus memiliki kedekatan dengan presiden.
Sehingga tanpa presiden bicara sekalipun ia nantinya mampu menerjemahkan apa keinginan, pikiran, visi dan misi termasuk gesture tubuh yang diinginkan.
“Yang bisa menafsirkan ini tentu saja adalah sosok yang memang melekat, cukup identik dan menjadi bagian dari lingkaran terdalam sosok Prabowo,” ujar Adi.
Sementara Mensesneg Prasetyo Hadi menyampaikan, Prabowo hingga kekinian belum menentukan sosok pengganti Hasan Nasbi.
Menurutnya, Prabowo akan terlebih dahulu mempelajari surat permohonan tersebut.
“Beliau menyampaikan bahwa akan mempelajari terlebih dahulu," kata Prasetyo di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (30/4).
Ketua Organisasi Kaderisasi Keanggotaan atau OKK DPP Partai Gerindra itu juga mengungkap kemungkinan Prabowo menolak permohonan pengunduran diri Hasan Nasbi.
Prasetyo menyebut Prabowo rencananya juga akan bertemu dengan Hasan Nasbi untuk membahas hal tersebut.
“InsyaAllah nanti diatur waktunya,” katanya.
Sumber: Suara
Artikel Terkait
REVISI! Panglima TNI Batalkan Mutasi 7 Pati Termasuk Letjen Kunto Arief Wibowo, Prabowo Melawan Jokowi?
Mantan Danpuspom ABRI Syamsu Djalal Tegaskan Usulan Pemakzulkan Gibran Tidak Main-Main: Prabowo Harus Terima Saran Try Sutrisno!
Ternyata Begini Awal Mula Kisah Hercules Berutang Nyawa ke Prabowo
Jokowi Lapor Polisi soal Tudingan Ijazah Palsu, Eks Menkumham: Gayanya Senang Playing Victim, Seolah Dizalimi