Beathor Suryadi tidak hanya berhenti pada persoalan ijazah. Ia juga menuduh bahwa kepemimpinan Jokowi telah merusak tatanan berbagai lembaga negara, mulai dari kepolisian hingga institusi militer. Ia menegaskan adanya indikasi praktik jual beli jabatan di bawah pemerintahan saat ini.
"Akibat kepemimpinan Jokowi, semua menjadi rusak. Semua jabatan ini dan itu menjadi tidak benar, semua sudah dibayar," tegas Beathor dalam pernyataannya.
Sorotan Terhadap Posisi Universitas Gadjah Mada (UGM)
Polemik ini turut menyedot perhatian pada peran Universitas Gadjah Mada (UGM), almamater tempat Jokowi menempuh pendidikan strata satu. Beathor mempertanyakan sikap kampus yang dinilai terlalu membela Jokowi. Ia menyatakan bahwa reputasi UGM sebagai institusi pendidikan terkemuka di Indonesia dianggap tergadaikan akibat permainan politik seputar ijazah.
"Kenapa Jokowi dan kawan-kawannya mengorbankan ijazah UGM untuk permainan politik ini? Menjadi rusaklah UGM yang seharusnya menjadi penerang," tandas Beathor Suryadi menutup pernyataannya.
Polemik keabsahan ijazah pejabat negara kembali mencuat ke permukaan. Tudingan dari Beathor Suryadi ini menambah daftar panjang kontroversi seputar transparansi dan akuntabilitas dokumen pendidikan para pemimpin di Indonesia.
Artikel Terkait
Anggota Bon Jowi Tuduh Jokowi Psikopat jika Sengaja Tak Tunjukkan Ijazah Asli
Menhut Raja Juli Antoni Buka Suara: Ini Alasan Polisi Aktif Masih Dibutuhkan di Kemenhut Pasca Putusan MK
Sengketa Ijazah Jokowi: Kelompok BonJowi Gugat 5 Lembaga ke KIP
Polemik Ijazah Jokowi: Perlunya Reformasi Verifikasi Calon Pemimpin di Indonesia