Anak Korban Ledakan Amunisi Garut: Bukan Mulung Besi, Ayah Saya Kerja dengan Tentara!

- Selasa, 13 Mei 2025 | 19:10 WIB
Anak Korban Ledakan Amunisi Garut: Bukan Mulung Besi, Ayah Saya Kerja dengan Tentara!


MURIANETWORK.COM -
Tragedi ledakan amunisi tak layak pakai di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat sangat menguncang para keluarga korban yang ditinggalkan. Salah satunya persepsi sebagian orang tentang keikusertaan warga sipil dalam pemusnahan amunisi tersebut.

Di hadapan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, salah satu anak korban meminta masyarakat tidak menggangap ayahnya pemulung yang mengambil besi bekas amunisi tersebut. Menurutnya, ayahnya telah lama bekerja dengan TNI.

"Saya minta pertanggungjawaban karena bapak saya di situ bukan seperti yang orang bilang, bapak saya bukan mulung, bapak saya di situ kerja sama tentara," kata anak korban di yang tak kuat menahan tangisnya di hadapan Dedi yang mengunjungi RSUD Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat, Selasa (13/5/2025).

Menurutnya, ayahnya bekerja dengan TNI sudah sejak dirinya masih bersekolah. Bahkan, ayahnya sudah ikut berpergian ke berbagai kota bersama TNI.

"Saya tahu dari zaman saya sekolah, sudah lama bapak saya udah kemana-mana Manado, Makassar, Bali, Mabes TNI," ucapnya. 

Menanggapi hal itu, Dedi menyebut kejadian ini merupakan kecelakaan kerja lantaran ayahnya memang telah lama ikut bekerja dengan TNI. Salah satunya dalam kegiatan pemusnahan amunisi tersebut.

"Artinya kan posisinya posisi kerja, ini kategorinya," ujar Dedi.

Sementara itu, Manajemen RSUD Pameungpeuk menyebutkan sebanyak sembilan orang dari 13 korban peledakan amunisi kedaluwarsa di Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat berhasil teridentifikasi, yakni empat anggota TNI dan lima warga sipil.

Sedangkan sisanya masih dilakukan identifikasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pameungpeuk, Selasa (13/5/2025).  

Kepala Seksi Sistem Informasi Manajemen RSUD Pameungpeuk Yani Suryani kepada wartawan mengatakan, tim identifikasi sampai Senin malam (12/5/2025) baru sembilan orang teridentifikasi, dan terkait identitasnya belum dapat disampaikan.

"Teridentifikasi ada sembilan orang, empat anggota TNI, dan lima warga sipil," katanya.

Sumber: inilah

Komentar