Dalam final melawan Manchester City, bahkan tanpa Erling Haaland yang cedera, tim Fluminense tidak akan mendapat kesempatan sebanyak itu jika memberikan ruang terbuka yang sama.
Diniz, yang telah mengalami karier kepelatihan yang berpindah-pindah, mengakui kesulitan langkahnya di level internasional. Namun, di Fluminense, pemain sepenuhnya mendukung metodenya.
"Dia membuat setiap pemain tampil maksimal," kata Marcelo, mantan kapten Real Madrid. "Saya belum pernah bermain begitu bebas seperti di sini. Setelah meninggalkan Real Madrid, saya pikir saya sudah memiliki karier besar, tetapi Diniz membuat saya merasakan keinginan itu lagi."
Meski begitu, Diniz tetap realistis mengenai tantangan besar yang dihadapi Fluminense melawan City. Tim Eropa belum terkalahkan dalam 21 pertandingan Piala Dunia Klub sejak 2012.
Guardiola berpotensi membuat sejarah sebagai pelatih pertama yang meraih gelar ini dengan tiga klub berbeda. Diniz menilai dominasi ini terutama karena kekuatan ekonomi klub-klub Eropa yang mengambil bakat-bakat dari Amerika Selatan.
Meski begitu, final ini menjadi ujian nyata untuk melihat sejauh mana efektivitas gaya "anti-Guardiola" Fluminense di panggung internasional.(***)
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: adawarta.com
Artikel Terkait
RCTI Amankan Tikel Semifinal, Siap Pertahankan Gelar Juara
Bolmong Amankan Tiket Semifinal Porprov Sulut Usai Taklukkan Boltim Lewat Drama Adu Penalti
Demi Kuliah di Oxford, Han Willhoft-King Tinggalkan Karier di Manchester City
Perez: Derbi Jatim Persebaya Vs Arema Setara El Clasico