Yang menarik, latihan kelompok pertamanya pasca-cedera justru bukan bersama klub. Dia langsung bergabung dengan skuat Garuda di Arab Saudi. "Latihan kelompok pertama setelah cedera saya adalah di Arab Saudi bersama tim nasional, tepat sebelum kualifikasi Piala Dunia," ungkapnya. Situasi yang cukup unik, tentu saja.
Dia akhirnya turun juga. Melawan Arab Saudi, Ole masuk di menit ke-64. Lalu, saat berhadapan dengan Irak, dia bermulai dari menit ke-56. Tapi jangan bayangkan dia sudah pulih betul. Kondisinya masih jauh dari kata ideal.
Lalu, bagaimana bisa tampil? Ole mengaku, semua berkat dorongan dari dalam. "Saya memainkan pertandingan internasional itu terutama dengan hati. Dengan perasaan, dengan adrenalin," ujarnya. Semangat dan loyalitasnya yang berbicara, lebih dari sekadar kesiapan fisik.
Sayangnya, pengorbanannya itu belum cukup membawa hasil. Indonesia takluk 2-3 dari Arab Saudi, lalu kalah tipis 0-1 dari Irak. Dua kekalahan itu akhirnya menghentikan langkah Garuda di kualifikasi.
Meski perjalanan berakhir, pengorbanan Ole Romeny tetap layak dicatat. Sebuah bukti bahwa di lapangan hijau, terkadang hati dan jiwa seorang pemain bisa mengalahkan rasa sakit di tubuhnya. Itu mungkin tidak membawa kemenangan, tapi jelas menunjukkan komitmen yang tak setengah-setengah.
Artikel Terkait
Juventus Siapkan Kontrak Megah untuk Lindungi Kenan Yildiz dari Godaan Raksasa Eropa
Persija Hancurkan Bhayangkara 3-0 dalam Pesta Pulang ke GBK
Mimpi Juara Pupus, Timnas Futsal U-19 Indonesia Takluk dari Thailand di Final
Van Gastel Berdalih: PSIM Tak Banyak Kalah, Tapi Kemenangan Masih Susah Digapai