Operasi modifikasi cuaca ini bertujuan untuk mengatur distribusi curah hujan agar tidak terkonsentrasi dan turun secara ekstrem di wilayah rawan genangan. Fokus utama adalah di kawasan Jakarta Selatan dan Jakarta Timur, yang menjadi daerah lintasan aliran air dari Bogor, Depok, dan Puncak.
"Dengan teknologi TMC, hujan dapat dikelola dengan lebih baik dan tidak langsung turun bersamaan di Jakarta. Air hujan dipecah dan diturunkan lebih dulu di wilayah hulu, sehingga volume limpasan yang masuk ke Jakarta menjadi lebih terkendali," tambah Gubernur.
Waspadai Ancaman Banjir Rob di Pesisir Utara Jakarta
Selain ancaman dari hujan dan kiriman air dari hulu, Pemprov DKI juga mewaspadai potensi banjir rob di kawasan pesisir utara. Fenomena ini dipicu oleh pasang maksimum air laut yang bertepatan dengan fase bulan purnama.
Untuk mengatasi hal ini, pemerintah telah menyiapkan tujuh rumah pompa baru dan sejumlah pintu air di kawasan pesisir. "Jakarta menghadapi tiga ancaman sekaligus: hujan lokal, banjir kiriman, dan air rob dari laut. Jika bertemu bersamaan, dampaknya bisa sangat besar. Karena itu, semua infrastruktur, termasuk pompa dan sistem komunikasi, harus benar-benar siap," pungkas Pramono Anung.
Artikel Terkait
PDIP Jatim Bidik 5 Juta Anggota dan 50 Ribu Startup untuk Gen Z
Benda Diduga Bom di Depan Gereja Bandung, Polisi Kerahkan Jibom dan Metal Detektor
Hujan dan Angin Kencang di Dramaga, Lima Rumah Warga Rusak
Paket Natal Prabowo Tiba di Langowan, Tanah Leluhur Ibunda