Rapat koordinasi di Aceh itu sempat tersendat oleh basa-basi. Wakil Ketua DPR Saan Mustopa langsung angkat bicara, minta agar sapaan 'Yang Terhormat' yang bertele-tele itu dihilangkan saja. Baginya, formalitas yang terlalu panjang justru menghambat kerja nyata.
Di sisi lain, pakar komunikasi Firman Kurniawan dari UI mencoba menelusuri asal-usul kebiasaan ini. Menurutnya, sapaan semacam itu sebenarnya punya fungsi simbolis. "Itu sebetulnya sebuah bentuk simbolisasi penghormatan," jelas Firman, Rabu (31/12/2025).
"Jadi mungkin selama ini di berbagai forum, simbolisasi itu diwujudkan dengan menyebut 'Yang Terhormat'.
Artikel Terkait
Nama Berganti di PDDikti, Alumni UHO Protes Data Sarjananya Hilang
DPR Turun Langsung ke Aceh, Berkantor Bergantian di Lokasi Bencana
18 Prajurit Kamboja Kembali ke Pangkuan Keluarga Usai Gencatan Senjata
Ibukota Masih Berdarah: 440 Tawuran Warnai Jakarta Sepanjang 2025