Nah, memasuki tahun baru, situasinya justru makin luas. Tanggal 1 sampai 4 Januari nanti, seluruh wilayah NTB berpeluang diguyur hujan sedang hingga lebat. Potensi petir dan angin kencang masih mengintai. Soal angin, Andre menyebut arahnya akan bervariasi dari selatan ke barat daya. Kecepatannya bisa mencapai 35 kilometer per jam.
Lalu, dari mana asal muasal cuaca buruk ini? Ternyata, bibit siklon tropis 96S sudah terpantau sejak 24 Desember lalu. Ia terbentuk di perairan Samudera Hindia, tepatnya di selatan Pulau Lombok. Analisis dari Pusat Peringatan Dini Siklon Tropis (TCWC) Jakarta mengonfirmasi hal ini.
Saat ini, bibit badai itu sudah bergeser ke selatan Pulau Sumba di NTT. Kekuatannya tercatat dengan angin maksimum 65 km/jam dan tekanan minimum 999 hPa. Kabar baiknya, sistem ini perlahan menjauh dari Indonesia. Ia bergerak menuju daratan Australia Barat dan diperkirakan akan melemah (luruh) tepat di akhir tahun, 31 Desember nanti.
Meski menjauh, efeknya masih terasa. Sirkulasi udaranya memicu hujan lebat secara tidak langsung. Tak hanya itu, perairan pun ikut bergejolak. Gelombang setinggi 1,25 hingga 2,5 meter berpotensi terjadi di sejumlah perairan, seperti selatan Bali, NTB, dan NTT. Jadi, nelayan dan mereka yang punya aktivitas di laut harus ekstra hati-hati.
Artikel Terkait
Bantuan Kemensos Tembus Rp 100 Miliar untuk Korban Bencana di Sumatera
KSAD Maruli Simanjuntak Murka, Pencurian Baut Jembatan Bailey di Aceh Disebut Sabotase
Truk Kabur Usai Picu Tabrakan Beruntun di Tol Jakarta-Tangerang
Ganjar Soroti Tugas Baru Pengurus PDIP Jateng: Turun Gunung dan Bermanfaat untuk Rakyat