Hari ini, Myanmar menggelar pemilu. Ini yang pertama setelah lima tahun negeri itu dilanda perang saudara. Tapi suasana di tempat pemungutan suara terasa jauh berbeda. Kalau dulu, pemilih muda ramai-ramai datang, sekarang mereka seperti menghilang. Yang terlihat justru didominasi wajah-wajah tua.
Menurut sejumlah saksi, banyak anak muda yang sebenarnya masih di dalam negeri pun tak punya gairah untuk ikut. Mereka enggan. Alasannya beragam, mulai dari rasa tak percaya hingga ketakutan akan situasi yang belum stabil. Para aktivis HAM internasional sendiri dengan tegas menyebut pemilu ini cuma sandiwara, pemilu palsu yang digelar junta militer.
Seorang pria berusia dua puluhan di Mandalay, yang enggan disebut namanya demi keamanan, mengaku melihat sendiri fenomena itu.
"Sebagian besar orang yang pergi untuk memilih adalah orang tua," ujarnya.
"Saya rasa tidak ada yang ingin terlibat dalam kekacauan ini. Orang-orang mungkin tidak percaya pada keadilan pemilu ini," tambahnya, pasrah.
Artikel Terkait
Hujan Lebat Tak Surutkan Semangat Polres Kuansing Layani Pemudik
Kapolda Riau Soroti Penurunan Kejahatan dan Sinergi Pentahelix di Akhir 2025
Dosen UIM Meludahi Kasir, Klaim Hanya Pindah Antrean
Green Policing dan Penurunan Kriminalitas 17%, Polda Riau Tutup 2025 dengan Catatan Gemilang