Keesokan harinya, Sabtu, operasi pencarian berlanjut. Hasilnya bertambah suram: tiga mayat lagi beserta sejumlah kerangka manusia berhasil dievakuasi dari semak belukar.
Puncaknya terjadi pada Minggu. Dengan bantuan anjing pelacak yang mengendus bau kematian, tim gabungan menemukan enam jenazah tambahan. Mayat-mayat itu, bersama potongan tubuh manusia lainnya, terbungkus kain dan kantong plastik sebuah pemandangan yang menggambarkan kekejaman tak terperi. Sampai saat ini, identitas para korban sengaja belum dibuka untuk publik.
Di sisi lain, Kementerian Dalam Negeri Guatemala sudah angkat bicara. Dalam pernyataan resminya, mereka menyebut temuan ini berkaitan dengan serangkaian pembunuhan yang didalangi geng-geng kriminal. Motifnya klasik: perebutan wilayah kekuasaan.
Memang, Guatemala sudah lama bergulat dengan momok kekerasan semacam ini. Situasinya nyaris tak pernah benar-benar tenang. Dua geng paling ditakuti, Barrio 18 dan Mara Salvatrucha (MS-13), telah menyebar teror bertahun-tahun. Bahkan, Guatemala dan Amerika Serikat sudah menetapkan kedua kelompok itu sebagai organisasi teroris. Namun begitu, aksi brutal mereka sepertinya masih terus berlanjut, meninggalkan duka dan mayat di tempat-tempat sepi seperti hutan ini.
Artikel Terkait
Arus Kendaraan ke Merak Meningkat Jelang Libur Natal
Delapan Rumah Ludes Dilahap Si Jago Merah di Grogol Petamburan
Macet Parah Landa Tol Cikampek, Solar di Rest Area KM 39 Habis
Polisi Gerebek Kontrakan Pengoplos Elpiji di Cileungsi, Pelaku Kabur