Rencananya tak berhenti di pendaratan biasa. NASA juga diminta membangun "elemen awal" sebuah pos permanen di Bulan paling lambat tahun 2030. Yang menarik, perintah itu juga secara terbuka mengonfirmasi rencana pengerahan reaktor nuklir, baik di permukaan Bulan maupun di orbitnya.
Namun begitu, jalan menuju kesana ternyata tak mulus. Jadwal resmi saat ini menargetkan pendaratan di pertengahan 2027 lewat misi Artemis 3. Tapi jadwal itu sudah molor berkali-kali.
Menurut sejumlah ahli di industri, penundaan lagi sangat mungkin terjadi. Penyebabnya? Wahana pendarat Bulan yang sedang dikembangkan SpaceX, perusahaan milik Elon Musk, dikabarkan belum benar-benar siap. Kesiapan teknisnya masih dipertanyakan.
Dengan terbitnya perintah eksekutif ini, tekanan kini makin besar. Beban itu tidak hanya dirasakan oleh NASA, tetapi juga oleh sektor antariksa swasta yang terlibat. Mereka dituntut untuk mewujudkan tujuan pemerintah yang ambisius ini, meski waktu terasa semakin sempit.
Artikel Terkait
Lebih dari 72 Ribu Jiwa Terjebak Isolasi di Dataran Tinggi Gayo
KPK Tahan Tiga Jaksa di Kalsel Terkait Dugaan Pemerasan
Sekolah Pengungsian di Gaza Diserang, Lima Warga Sipil Tewas
Ketua KPU Tanjungbalai Tersangkut Dugaan Korupsi Dana Hibah Rp 1,2 Miliar