Kembali, kekerasan menyapu Kolombia. Kali ini, empat anggota polisi menjadi korban dalam dua serangan brutal yang terjadi di barat daya negara itu. Kawasan ini memang bukan wilayah yang asing dengan konflik. Sudah lama jadi ajang perebutan kendali atas bisnis kokain yang menggiurkan.
Menurut sejumlah saksi, serangan pertama terjadi di Kota Cali, Selasa lalu. Sebuah bom meledak saat dua polisi sedang patroli dengan sepeda motor. Keduanya tewas seketika. Otoritas dengan cepat menuding Tentara Pembebasan Nasional (ELN) sebagai pelakunya. Kelompok gerilyawan sayap kiri itu masih jadi yang terbesar dan paling aktif di seluruh Amerika Latin.
Tak butuh waktu lama, teror berlanjut. Di Departemen Cauca, wilayah yang berbatasan dengan Cali, dua polisi lagi gugur. Sebuah kantor polisi di sebuah desa diserang berjam-jam. Mereka menghujani dengan bahan peledak, granat, dan rentetan tembakan senapan. Situasinya kacau balau.
Gubernur Cauca, Octavio Guzman, mengaku serangan itu menimbulkan kerusakan parah di permukiman warga.
Nah, soal pelaku di Cauca, ada versi lain dari pemerintah. Menteri Pertahanan Pedro Sanchez menyebut ini ulah kelompok pecahan FARC. Mereka adalah pihak yang menolak perjanjian damai 2016 dan kini bersaing sengit dengan kelompok lain. Perebutannya jelas: lahan koka dan jalur perdagangan narkoba. Persaingan inilah yang seringkali memicu pertumpahan darah.
Dengan insiden terbaru ini, angka korban di kalangan polisi dan militer Kolombia sepanjang tahun ini sudah mendekati 150 orang. Sebuah jumlah yang memilukan.
Artikel Terkait
KPK Sita Ratusan Juta Rupiah dalam Penggeledahan Kantor Bupati Lampung Tengah
Jakarnaval 2025 Siap Ramaikan Ancol dengan Parade IP Lokal
Bayi 6 Bulan Tewas Dibanting Ayahnya di Ciputat, Diduga Dipicu Judi dan Miras
Jakarnaval 2025 Siap Pamerkan 12 Karya Ikonik Lokal di Ancol