Jalan menuju Matur masih menyisakan kengerian. Tebing-tebing yang terkelupas, material longsor berserakan, dan beberapa titik nyaris terputus sama sekali. Tapi, di tengah kondisi ekstrem Kelok 44 itu, Andre Rosiade memutuskan untuk terus melaju. Wakil Ketua Komisi VI DPR RI ini nekat menerobos jalur berbahaya itu demi satu tujuan: bertemu langsung dengan warga korban galodo di Kecamatan Matur, Agam.
“Ini soal kehadiran negara,” kira-kira begitu prinsipnya. Maka, ditempuhlah rute yang bagi banyak orang mungkin dihindari. Kelok 8 sempat ambrol, sementara Kelok 42 masih rawan longsor. Namun, perjalanan itu dianggap perlu. Baginya, bantuan dan perhatian harus sampai, apapun rintangannya.
Pertemuan berlangsung di Kantor Wali Nagari Matur Mudik. Ruang itu seketika berubah jadi ruang dialog yang hangat, meski nuansa duka masih terasa. Andre tak datang sendirian. Dia didampingi Anggota DPRD Agam Novi Irwan, Camat Matur Efendi Idris, Wali Nagari setempat Akmal Hamid, serta sejumlah unsur partai. Kehadiran mereka sekaligus menunjukkan upaya koordinasi yang lebih kencang antara pusat dan daerah.
Di sana, laporan dari lapangan disampaikan secara gamblang oleh Camat Efendi Idris. Kerusakannya parah. Setidaknya enam rumah hancur atau rusak berat, dan yang memilukan, ada korban jiwa di Jorong Kuok Tigo Koto. Tapi dampaknya ternyata lebih luas.
Hampir semua akses transportasi lumpuh. Jalan, jembatan, jaringan irigasi penopang utama ekonomi warga rusak berat. Aktivitas pertanian pun terhenti total. Banyak sawah dan ladang rusak, dan yang lebih memprihatinkan, rasa trauma masih menghantui. Banyak warga belum berani kembali ke lahannya, khawatir bencana susulan datang tiba-tiba.
Mendengar itu, Wali Nagari Akmal Hamid menyampaikan terima kasihnya. Kehadiran Andre di tengah situasi sulit disebutnya sebagai suntikan semangat. “Ini bukti negara tidak tinggal diam,” katanya. Masyarakat, menurutnya, merasa tidak lagi berjuang sendirian.
Artikel Terkait
Remaja Palestina Tewas Tertembak dalam Penggerebekan Israel di Tepi Barat
BMKG Catat 40.000 Gempa Sepanjang 2025, Hanya 24 yang Merusak
Pratikno: Huntara Jadi Prioritas Utama Pasca-Banjir di Tiga Provinsi
600 Tenaga Medis Diterjunkan ke Aceh, Sumut, dan Sumbar Secara Bergilir