Enam Tahun Diakui UNESCO, Pencak Silat Ditantai untuk Tak Sekadar Warisan

- Minggu, 14 Desember 2025 | 17:55 WIB
Enam Tahun Diakui UNESCO, Pencak Silat Ditantai untuk Tak Sekadar Warisan

Di sisi lain, pendokumentasian disebutkan sebagai langkah krusial. Di era digital seperti sekarang, cara mendokumentasikannya pun tak lagi konvensional belaka. Bisa lewat film dokumenter, atau partisipasi di berbagai festival internasional.

Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana, Yusron, dalam laporannya lebih menyoroti arah ke depan.

tuturnya.

Senada dengan itu, Ketua Umum KPSTI, Mahfudz Abdurrahman, mendorong agar Pencak Silat tak berhenti pada pengakuan. Ia harus terus hidup, dinikmati masyarakat, dan tampil di panggung global. Caranya? Melalui pelestarian kolaboratif yang masif dan sistematis.

jelas Mahfudz.

Acara kemarin juga dimanfaatkan untuk memberikan penghargaan. KPSTI Award diserahkan kepada sejumlah tokoh yang dianggap berdedikasi mengusung dan melestarikan Pencak Silat hingga diakui dunia.

Fadli Zon termasuk salah satu penerimanya. Nama-nama lain yang mendapat kehormatan sama antara lain almarhum Eddie Marzuki Nalapraya yang dijuluki Bapak Pencak Silat Dunia, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, Dirjen Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi Restu Gunawan, budayawan Arief Rachman, Edwin Sanjaya, serta almarhumah Edi Sedyawati.

Ruang pertemuan itu dipadati banyak wajah familiar. Fadli Zon hadir didampingi Restu Gunawan dan Dirjen Bina Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat Sjamsul Hadi. Tampak juga Dirjen Ekosistem Digital Kemenkominfo Edwin Hidayat Abdullah, perwakilan DPRD, budayawan Jatnika Nanggamiharja, serta tentu saja, para pengurus IPSI, KORMI, dan berbagai komunitas pencak silat. Mereka semua berkumpul, merayakan satu warisan yang telah menyatukan bangsa.


Halaman:

Komentar