Di sebuah ruang kelas di SMP Negeri 1 Kewapante, Sikka, Melchias Markus Mekeng berbicara dengan nada tegas. Ketua Fraksi Partai Golkar MPR RI itu tak main-main soal satu hal: pendidikan. Menurutnya, ini adalah kunci kemajuan bangsa yang mutlak, sesuatu yang tak bisa ditawar-tawar lagi.
"Kalau bangsanya cerdas, negaranya pasti maju. Itu tidak bisa ditawar," tegas Mekeng, Sabtu lalu.
Pernyataannya itu disampaikan dalam acara Sosialisasi Empat Pilar MPR RI. Bagi Mekeng, cerita sukses negara tetangga menjadi bukti nyata. Malaysia, contohnya, dulu pernah belajar dari Indonesia. Kini, mereka berhasil membangun generasi terdidik yang mendorong kemajuan.
Timor Leste pun melakukan hal serupa. Banyak putra-putri terbaiknya dikirim ke luar negeri.
"Mereka belajar ke London, Amerika, dan negara lain. Tujuannya satu, menimba ilmu. Pada waktunya, mereka akan kembali membangun bangsanya," ujarnya.
Ia lantas membandingkan dengan pembangunan fisik. Membangun gedung megah itu mudah, tapi tanpa pondasi SDM yang kuat, hasilnya tak akan langgeng. Bangunan bisa lapuk dan rusak. Namun, pendidikan yang maju justru melahirkan manusia-manusia unggul yang mampu memperbaiki segalanya, bahkan membangun kembali dari nol.
Karena itulah, anggaran untuk sektor ini harus jadi prioritas. Mekeng mengingatkan amanat konstitusi dalam Pasal 31 UUD 1945, yang mewajibkan alokasi minimal 20 persen dari APBN dan APBD.
"Bukan hanya APBN, tapi APBD juga. Legislator dan pemerintah daerah harus berani memperjuangkan anggaran pendidikan," katanya.
Untuk tahun 2026, anggaran pendidikan nasional disebutkan mencapai angka fantastis, sekitar Rp 754 triliun. Sebagian akan dipakai untuk program Makan Bergizi Gratis, sisanya tentu untuk jenjang pendidikan dasar hingga tinggi, termasuk beasiswa.
Artikel Terkait
Serangan Mendadak ISIS di Palmyra Tewaskan Dua Tentara AS dan Penerjemah
Bencana Aceh Hantam 261 Ponpes, Ratusan Madrasah dan Rumah Ibadah Rusak
Dendam Berdarah di Bolobungkang: Dua Nyawa Melayang Usai Amukan Parang
Kapal Turki Diserang Drone di Jalur Gandum, Rusia Dituding Pelakunya