Serangan ini bukanlah yang pertama. Menurut laporan dari berbagai pemantau konflik, intensitas serangan udara junta justru kian meningkat dari tahun ke tahun. Semuanya berawal dari kudeta militer 2021 yang menggulingkan pemerintahan sipil, memicu perang saudara yang tak kunjung reda.
Di sisi lain, serangan terbaru ini terjadi di tengah situasi politik yang memanas. Junta telah menetapkan pemilu akan dimulai pada 28 Desember mendatang. Mereka menggembar-gemborkan pemungutan suara sebagai solusi, sebuah jalan keluar dari konflik berkepanjangan.
Namun begitu, harapan itu tampaknya hanya ilusi. Di lapangan, kelompok-kelompok pemberontak bertekad bulat untuk menggagalkan proses pemungutan suara di wilayah-wilayah yang mereka kuasai. Pertempuran pun semakin menjadi-jadi, dan korban sipil terus berjatuhan seperti yang terjadi di rumah sakit di Rakhine itu. Wilayah yang berbatasan dengan Bangladesh itu kembali menjadi saksi bisu sebuah tragedi kemanusiaan.
Artikel Terkait
Polres Tangsel Galang Ojol dan Ormas Jadi Mata Telinga Jelang Natal-Tahun Baru
Pramono Anung Bongkar Fakta Mengejutkan: Orang Kaya di Jakarta Banyak Banget
Prabowo Turun Langsung, Dengarkan Keluhan Warga Langkat Pasca-Banjir
Tragis, Siswa SMK di Tulang Bawang Ditemukan Tewas Tertutup Pelepah Sawit