Bencana banjir dan tanah longsor yang mengguncang Aceh meninggalkan luka yang dalam. Korban jiwa berjatuhan, sementara ribuan lainnya harus menanggung cedera. Data per 10 Desember 2025 sungguh memilukan: 391 orang meninggal, 479 luka berat, dan hampir 3.800 orang mengalami luka ringan. Tak hanya itu, 31 orang masih dinyatakan hilang, menambah beban kesedihan yang harus dipikul keluarga.
Dampaknya merambah ke mana-mana, termasuk ke fasilitas kesehatan. Laporan menyebutkan puluhan puskesmas rusak, 28 di antaranya mengalami kerusakan berat. Akibatnya, layanan kesehatan di sejumlah wilayah sempat lumpuh total. Di tengah situasi yang pelik ini, upaya pemulihan terus digenjot.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan kabar yang sedikit memberi angin segar. Dalam sebuah rapat koordinasi penanganan bencana, dia menyatakan bahwa fasilitas kesehatan di 16 kabupaten dan kota sudah bisa beroperasi kembali.
Namun begitu, tantangan nyata masih menghadang.
"Masih ada dua rumah sakit di dua kabupaten/kota yang belum pulih sepenuhnya, yakni di Aceh Utara dan Aceh Tamiang, karena masih menghadapi kendala akses jalan sehingga pergerakan logistik dan teknisi belum optimal," kata Budi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (11/12/2025).
Persoalan di tiga wilayah yang belum beroperasi penuh itu ternyata cukup kompleks. Pasokan BBM dan listrik yang belum stabil menjadi kendala utama. Padahal, listrik yang andal adalah syarat mutlak agar rumah sakit bisa berjalan 24 jam nonstop. Untungnya, bantuan sudah mulai mengalir. Genset dari TNI didistribusikan dalam dua hari terakhir, dan penyambungan listrik darurat ditargetkan rampung segera. Harapannya, pelayanan malam hari di rumah sakit bisa segera normal kembali.
Di balik upaya perbaikan infrastruktur, ada cerita pilu yang mengemuka. Kementerian Kesehatan mencatat, pasien gagal ginjal dan ibu hamil menjadi kelompok yang paling terdampak akibat lumpuhnya sejumlah rumah sakit. Kedua kondisi ini butuh penanganan tepat waktu; penundaan bisa berakibat fatal.
"Kematian kedua setelah bencana adalah penyakit, penyakit ini yang sudah identifikasi sekarang itu karena ibu hamil kelahirannya terlambat, kemudian cuci darah. Kami memang mengejar agar rumah sakit di 18 kabupaten/kota di Aceh segera beroperasi," tegas Budi.
Artikel Terkait
Kapolda Turun Tangan, Tinjau SD Cilincing Usai Mobil MBG Tergelincir Tabrak Siswa
Mobil Pengantar Makanan Siswa Tergelincir, 21 Orang Terluka di Halaman Sekolah
Gadis 12 Tahun Diamankan Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Gubernur DKI Tanggung Biaya Pengobatan Korban Tabrakan Mobil Makanan Gratis