Di sebuah pagian di Pulau Pramuka, Kapolres Kepulauan Seribu AKBP Argadija Putra menyapa siswa-siswi SMPN 133 Jakarta. Kunjungannya bukan sekadar seremonial. Ia datang dengan misi jelas: membuka mata para pelajar tentang bahaya laten perundungan atau bullying yang sering kali disamarkan sebagai candaan.
"Bullying itu bukan sekadar bercanda," tegas Argadija, Selasa (9/12/2025).
"Bisa melukai hati, menimbulkan trauma, dan merusak masa depan anak."
Ini adalah bagian dari program Police Goes to School yang digelar Polres setempat. Fokusnya satu, mencegah aksi bullying menjangkit lingkungan sekolah. Menurut Argadija, kasusnya kini makin marak dan kerap dianggap sepele, padahal dampaknya bisa sangat serius. Dia mengingatkan, kekerasan itu tak lagi cuma fisik. Bentuknya bisa verbal, bahkan merambah ke dunia maya lewat cyberbullying di media sosial.
"Siapa pun yang jadi korban atau melihat kejadian itu harus berani melapor," ujarnya di hadapan para siswa dan guru.
Dia menekankan, sekolah harus jadi zona yang aman dan nyaman. Untuk itu, peran guru, orang tua, dan teman sebaya sangat krusial. Tak boleh ada lagi pengabaian terhadap perilaku kekerasan, sekecil apapun itu.
"Diam terhadap bullying berarti membiarkan teman kita terus terluka," tegas Kapolres.
Artikel Terkait
BGN Serahkan Keputusan Alih Dana MBG untuk Korban Bencana ke Presiden
Menteri Korsel Mundur Usai Terjerat Skandal Gereja Unifikasi
Mobil Gran Max Seruduk SD di Cilincing, Gubernur Pramono Anung Tuntut Tanggung Jawab Perusahaan
Pasca-Banjir Aceh, Pasien Ibu Hamil dan Gagal Ginjal Jadi Korban Berikutnya