Bang Kent Desak Pemprov DKI Tingkatkan Kewaspadaan, Ancaman Banjir Musim Hujan Kian Nyata

- Senin, 08 Desember 2025 | 23:15 WIB
Bang Kent Desak Pemprov DKI Tingkatkan Kewaspadaan, Ancaman Banjir Musim Hujan Kian Nyata

Musim hujan sudah di depan mata, dan Hardiyanto Kenneth punya pesan tegas untuk Pemprov DKI Jakarta. Anggota DPRD DKI itu mendesak pemerintah setempat untuk segera meningkatkan kewaspadaan. Pasalnya, ancaman banjir dan genangan air diperkirakan bakal datang lagi. Menurutnya, indikasi curah hujan tinggi harus dijawab dengan langkah mitigasi yang cepat, terukur, dan menyeluruh bukan sekadar reaksi dadakan.

Bang Kent, begitu ia biasa disapa, menilai penanganan banjir di ibu kota selama ini masih terlalu parsial. Ia mendorong Pemprov dan masyarakat untuk bergerak bersama dengan strategi terpadu. Strategi itu harus menggabungkan penguatan infrastruktur dan kesadaran lingkungan sebagai satu kesatuan yang utuh.

"Upaya penanganan banjir bukan lagi pilihan, tetapi kebutuhan mutlak," tegas Kent dalam keterangannya, Senin (8/12/2025).

"Kita harus menghadapi ini dengan keseriusan, perencanaan matang, dan kolaborasi antar lintas sektor. Jakarta yang menjadi pusat pemerintahan dan ekonomi nasional tidak boleh terus berada dalam siklus tahunan bencana banjir yang menggerus kualitas hidup jutaan warga."

Setiap musim hujan, masalah yang sama selalu muncul. Padahal, menurut anggota Komisi C DPRD DKI ini, sebenarnya banyak yang bisa dicegah. Genangan air itu bukan cuma soal gorong-gorong rusak. Dampaknya jauh lebih luas: mobilitas warga lumpuh, ancaman penyakit bermunculan, dan kerugian ekonomi yang jumlahnya fantastis.

"Kita tidak boleh hanya bergerak setelah bencana terjadi," sambungnya.

"Yang diperlukan adalah pendekatan preventif yang komprehensif dan berbasis data ilmiah."

Infrastruktur: Perlu Komitmen, Bukan Cuma Tambal Sulam

Ketua IKAL PPRA Angkatan LXII itu bersikukuh, pembangunan infrastruktur pengendali banjir harus jadi prioritas utama tidak bisa ditawar lagi. Normalisasi dan naturalisasi sungai harus konsisten dilakukan. Sistem drainase butuh penataan ulang total. Semua pompa air, baik yang stasioner maupun mobile, wajib dalam kondisi siap siaga. Ia juga mendesak percepatan pembangunan waduk, reservoir, dan sumur resapan skala besar.

"Infrastruktur bukan hanya soal beton dan alat berat," ucapnya.

"Ini adalah komitmen jangka panjang terhadap keselamatan warga."

Pembersihan saluran dan sungai, menurutnya, harus digencarkan kembali. Daerah aliran air yang selama ini penuh sedimentasi dan sampah perlu ditata ulang. Penanaman pohon dan penambahan ruang hijau juga harus lebih gencar, terutama di wilayah-wilayah yang sudah sesak dan minim area resapan.

"Penanganan banjir bukan hanya soal membangun turap atau pompa," katanya.

"Penataan lingkungan, penghijauan, dan pemulihan daerah resapan harus berjalan bersamaan. Karena banyak wilayah padat yang saluran mikronya tersumbat atau ukurannya tidak memadai. Ini harus dibenahi segera jika kita ingin mencegah banjir dari hulu hingga hilir."

Kenneth juga menyoroti kawasan pesisir yang rentan banjir rob. Penguatan turap dan perbaikan tanggul laut, katanya, harus dipercepat agar tidak menimbulkan krisis baru saat air laut pasang.

Kesadaran Masyarakat: Kunci yang Sering Terlupakan

Namun begitu, Kent mengingatkan satu hal penting. Infrastruktur secanggih apa pun akan percuma kalau masyarakatnya masih abai terhadap kebersihan lingkungan.

"Permasalahan sampah masih menjadi penyebab utama penyumbatan aliran air," jelasnya.


Halaman:

Komentar