“Partai Golkar berpandangan, Bapak Presiden, bahwa pemerintahan yang kuat butuh stabilitas. Lewat mimbar terhormat ini, izinkan kami memberi saran: perlu dibuatkan koalisi permanen,” kata Bahlil di hadapan Prabowo dan Wapres Gibran Rakabuming Raka yang hadir dalam acara tersebut.
Bahlil tampaknya tak ingin ada partai dalam koalisi yang keluar-masuk seenaknya. “Jangan koalisi in-out, jangan koalisi di sana senang di sini senang di mana-mana hatiku senang,” ujarnya dengan gaya khasnya.
Kembali ke analisis Adi. Ia melihat usulan koalisi permanen itu sebagai pesan terselubung untuk Cak Imin. “Bagi saya itu serangan balik. Pesannya: jangan pernah ada orang yang dulunya rival, tidak mendukung, tapi sekarang seakan-akan paling punya jasa di pemerintahan hari ini,” ucap Adi.
Ia menyoroti fakta bahwa PKB dan Cak Imin bergabung ke pemerintahan Prabowo tidak dari awal, melainkan di tengah jalan. Sementara Golkar dan Bahlil, menurutnya, sudah dari pertama bersama Prabowo.
“Jadi koalisi permanen itu pesannya sebenarnya ke Cak Imin: jangan merasa paling dekat dengan Pak Prabowo, paling dukung pemerintah. Soalnya, PKB kan gabungnya belakangan,” pungkas Adi.
Artikel Terkait
Usai Perayaan Natal Tiberias, Kemacetan Parah Melumpuhkan Kawasan Senayan
Habiburokhman Buka Suara: Alasan Prabowo Pilih Rehabilitasi Ira Puspadewi
Hercules Angkut 10 Truk Bantuan Alfamart untuk Korban Bencana Sumatera
DPR Desak Pemerintah Tetapkan Status Bencana Nasional untuk Banjir dan Longsor di Aceh hingga Sumbar