Otoritas Afsel kemudian buka suara. Bulan lalu, mereka menyebut para pria itu "dibujuk untuk bergabung dengan pasukan tentara bayaran yang terlibat dalam perang Ukraina-Rusia." Iming-imingnya? Kontrak kerja yang menggiurkan. Nyatanya, mereka malah terperangkap di medan perang.
Dalam aduannya, Zuma-Mncube tak tanggung-tanggung. Ia secara tegas menuduh Zuma-Sambudla dan dua orang lainnya berkontribusi pada situasi berbahaya yang dialami ke-17 pria itu. Sampai saat ini, Zuma-Sambudla belum memberikan tanggapan terbuka atas segala tudingan tersebut.
Di sisi lain, kepolisian Afsel telah membuka penyelidikan. Seperti dikonfirmasi AFP, mereka memeriksa tuduhan bahwa Zuma-Sambudla membujuk para pria itu berangkat ke Rusia untuk kemudian berperang di Ukraina tanpa sepengetahuan atau persetujuan penuh dari mereka.
Kasus ini bukan cuma soal hukum. Ia menguak retakan dalam dinasti politik Zuma, sekaligus menyeret nama keluarga ke dalam skandal internasional yang pelik dan berbahaya.
Artikel Terkait
Tragedi Berdarah di Saulville: 11 Tewas dalam Penyerbuan Brutal ke Hostel
Warung Mie Aceh di Bogor Buka Dapur untuk Mahasiswa Korban Bencana
Habiburokhman Anggap Konyol Kaitkan Bencana Alam dengan Masa Jabatan Zulhas
Polantas Aceh Buka Jalan Logistik di Tengah Banjir, Beralih ke Mode Operasi Kemanusiaan