Dari Tangerang ke Papua: Seorang Guru Menemukan Panggilan Sejati di Ujung Timur Indonesia

- Sabtu, 06 Desember 2025 | 10:40 WIB
Dari Tangerang ke Papua: Seorang Guru Menemukan Panggilan Sejati di Ujung Timur Indonesia

“Allah tidak mungkin memberi sesuatu yang hanya sedih semata. Pasti ada hikmah lain di baliknya,” katanya merenung.

“Hidup itu, ya, seimbang menurut saya.”

Menjadi pendidik, istri, dan ibu dari jarak jauh tentu punya tantangannya sendiri. Bagi sebagian orang, mungkin terlihat kurang sempurna. Tapi Noreka mengusahakan keseimbangan. Video call dengan anak, suami, dan mertua jadi rutinitas penghubung yang tak pernah ia lewatkan.

“Suami saya selalu menekankan, jalankan saja tugas untuk negeri ini,” ujarnya, menirukan perkataan sang suami.

“Insya Allah, kalau kita mengajar dan menjaga anak orang, Allah sendiri yang akan menjaga anak kita. Kata-kata itu yang sangat menenangkan hati saya.”

Kasih sayang melimpah dari keluarga di rumah ia balas dengan dedikasi penuh untuk anak-anak Papua. Antusiasme mereka sejak pertemuan pertama langsung menyentuh hatinya.

“Waktu pertama bertemu, saya excited. Anak-anaknya juga antusias sekali,” ungkapnya.

Hal sederhana seperti sapaan “Selamat pagi, Ibu Guru” terasa sangat berkesan baginya sebuah rasa hormat yang jarang ia temui saat mengajar di Jawa. Kedekatan itu makin terjalin lewat aktivitas di luar kelas, seperti bermain badminton, voli, atau sepak bola. Kadang, ada juga siswa yang piawai menyanyi.

“Di sini enggak cuma mengajar di dalam kelas,” katanya.

“Kita juga harus lihat kondisi lapangan, implementasikan ilmu dari PPG dulu. Melihat karakteristik peserta didik, lingkungan, sosial budayanya. Nah, ini tantangan sekaligus pelajaran berharga buat saya.”

Kini, kisahnya di Papua mungkin bisa jadi inspirasi bagi guru-guru lain yang ingin berperan dalam pemerataan pendidikan. Ia mewujudkan cita-citanya sekaligus menyumbangkan ilmu untuk masa depan bangsa.

“Saya sudah berusaha maksimal untuk cita-cita ini,” pungkas Noreka.

“Lalu dapat rezeki diterima di Sekolah Rakyat Jayapura. Mungkin bagi orang lain ini bukan apa-apa. Tapi bagi saya, akan sangat menyesal kalau kesempatan ini tidak saya ambil.”


Halaman:

Komentar