Bencana Longsor dan Banjir Ancam 43 Cagar Budaya di Sumatera

- Jumat, 05 Desember 2025 | 08:35 WIB
Bencana Longsor dan Banjir Ancam 43 Cagar Budaya di Sumatera

Banjir dan tanah longsor yang menerjang sejumlah wilayah di Sumatera tak hanya menyisakan duka bagi warga. Kerusakan juga melanda aset-aset berharga bangsa: cagar budaya. Menanggapi hal ini, Kementerian Kebudayaan RI pun bergerak cepat dengan memberikan bantuan kemanusiaan untuk korban di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatera Barat. Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas musibah yang terjadi.

Menurut Fadli, bencana ini berdampak langsung pada sejumlah situs sejarah dan unit-unit kebudayaan. Sebagai langkah nyata, kementeriannya telah mengumpulkan dana yang akan dialokasikan khusus untuk pemulihan. Baik untuk bangunan-bangunan bersejarah itu sendiri, maupun untuk sumber daya manusianya.

“Kami, keluarga besar Kementerian Kebudayaan turut berduka,” ujar Fadli dalam sebuah keterangan tertulis pada Jumat (5/12/2025).

“Kami telah bergotong royong menggalang dana bantuan untuk tanggap bencana di tahap awal mitigasi ini. Kurang lebih Rp 1,5 miliar telah terkumpul. Nantinya, penyalurannya akan dilakukan melalui Balai Pelestarian Kebudayaan yang ada di Aceh, Sumatera Utara, dan juga di Sumatera Barat,” jelasnya.

Pernyataan ini sebelumnya telah disampaikan dalam taklimat media di Gedung E Kemenbud, Senayan, Jakarta, sehari sebelumnya, Kamis (4/12).

Di lapangan, situasinya cukup pelik. Selain memprioritaskan keselamatan SDM kebudayaan termasuk juru pelihara yang bertugas tim gabungan dari Balai Pelestarian Kebudayaan sudah diterjunkan. Tugas mereka adalah menilai kerusakan fisik pada cagar budaya, mengidentifikasi tingkat urgensi perbaikan, mengamankan koleksi artefak yang bisa dipindahkan, serta tentu saja memberi dukungan pada pegawai yang terdampak.

“Balai Pelestarian Kebudayaan juga berfungsi sebagai ujung tombak kita,” papar Fadli.

“Mereka yang menelaah, meneliti, dan mencari informasi terkait situs-situs yang terdampak. Dari data beberapa hari belakangan, ternyata cukup banyak cagar budaya yang juga ikut menjadi korban,” imbuhnya.

Fadli menekankan, kolaborasi dengan instansi lain adalah kunci. Sinergi ini diharapkan bisa mempercepat proses mitigasi bencana secara keseluruhan.

“Kami di Kementerian Kebudayaan terus mendukung proses mitigasi sesuai tugas dan fungsi. Tenaga dikerahkan untuk inventarisasi dan pengumpulan data, baik untuk cagar budaya maupun SDM yang terdampak. Tentu kami akan bekerjasama dengan pemerintah daerah dan lembaga terkait lainnya,” kata Fadli.

“Tujuannya agar perlindungan darurat untuk cagar budaya bisa berjalan cepat dan efektif. Nantinya, pemulihan akan dilakukan berdasarkan prioritas dan tingkat keparahan dampaknya,” tambahnya.


Halaman:

Komentar