Di balik layar, peran diplomasi dan intelijen sangat krusial. Duta Besar RI untuk Kamboja, Santo Darmosumarto, beserta staf KBRI mengurus segala keperluan hukum dan administrasi. Sementara itu, dari sisi keamanan, Atase Pertahanan Yudi Abrimantyo dan tim BAIS TNI aktif memetakan pergerakan tersangka. Mereka juga berkoordinasi erat dengan Wakil Kepala Polisi Kamboja, Chuon Narin, yang memastikan segala prosedur di lapangan berjalan mulus.
Atas keberhasilan ini, Kepala BNN Suyudi Ario Seto menyampaikan apresiasinya.
"Ini membuktikan komitmen kami," ujarnya. "Kami akan kejar pelaku kejahatan narkotika hingga ke luar negeri sekalipun. Kuncinya ada pada sinergi yang kuat, baik antar lembaga di dalam negeri maupun dengan kepolisian negara sahabat."
Kini, setelah tiba di Indonesia, pemeriksaan terhadap Dewi Astutik semakin diperdalam. Fokusnya adalah membongkar alur dana, jaringan logistik, dan siapa saja yang terlibat dalam sindikat internasional ini. Jaringannya luas, mengangkut kokain, sabu, dan ketamin untuk diedarkan ke kawasan Asia Timur dan Tenggara.
Yang menarik, sebelum terjerat kasus narkoba, kabarnya Dewi pernah bekerja di bisnis scamming. Hidupnya berubah drastis setelah ia bertemu dengan seorang 'godfather' asal Nigeria. Dari sana, ia banting setir dan terperosok ke dalam dunia gelap perdagangan narkotika.
Artikel Terkait
Gubernur Mualem: Banjir dan Longsor Ini Tsunami Kedua bagi Aceh
Labfor Kalsel Resmi Beroperasi, Bantu Percepat Penyidikan di Dua Provinsi
Bencana Longsor dan Banjir Ancam 43 Cagar Budaya di Sumatera
Empat Tewas dalam Serangan AS ke Kapal Diduga Pengedar Narkoba di Pasifik Timur