Asap masih menyelimuti ingatan. Pekan lalu, kobaran api melahap kompleks apartemen Wang Fuk Court di Tai Po, Hong Kong, dalam sekejap. Dari 140 Warga Negara Indonesia yang tercatat tinggal di sana, kabar baiknya, 125 orang berhasil selamat dari amukan si jago merah. Namun, suasana lega itu masih dibayang-bayangi kecemasan. Hingga Kamis (4/12) kemarin, masih ada lima WNI lainnya yang belum ditemukan dan kondisinya belum bisa dipastikan.
“Sampai dengan 3 Desember 2025 estimasi jumlah WNI yang tinggal di kompleks apartemen adalah 140 orang, sebanyak 125 di antaranya selamat,”
Begitu bunyi rilis resmi Kementerian Luar Negeri yang dikutip Antara. Sayangnya, angka korban jiwa dari Indonesia belum bergeser, tetap sembilan orang. Satu orang lagi masih membutuhkan perawatan medis di rumah sakit.
Menurut keterangan KJRI Hong Kong, semua WNI di kompleks itu adalah pekerja migran, sebagian besar bekerja di sektor domestik. Nasib mereka jadi bagian dari statistik mengerikan bencana ini: setidaknya 159 orang tewas, 79 terluka, dan 31 lainnya masih dinyatakan hilang.
Lantas, apa yang bikin apinya begitu ganas? Penyidik menduga, perancah bambu dan lembaran plastik yang menutupi jendela jadi biang keladinya. Material itu diduga membuat api menjalar dengan kecepatan luar biasa, melahap beberapa lantai hanya dalam hitungan menit. Cukup untuk memutus jalan menyelamatkan diri.
Artikel Terkait
Tim DVI Sumbar Berjuang Identifikasi 26 Korban Banjir dan Longsor yang Masih Gelap
Plafon Ruang Operasi RSUD Cilegon Ambruk di Saat Ruangan Kosong
Operasi Lintas Negara Berhasil Ringkus Mami di Balik Jaringan Sabu 2 Ton
Dari Lahan Tidur ke Lumbung Jagung: Kisah Sukses Petani Serang yang Diilhami Film Interstellar