Di sisi lain, PTAR berusaha menunjukkan bahwa lokasi operasi mereka berada di wilayah yang secara hidrologis terpisah. Perusahaan ini beroperasi di sub DAS Aek Pahu, sementara bencana berpusat di DAS Garoga. Meski kedua sungai ini bertemu, titik pertemuannya jauh di hilir, setelah melewati Desa Garoga. Artinya, klaim mereka, aktivitas di Aek Pahu tidak terkait dengan musibah di Garoga.
“Meskipun beberapa peristiwa longsoran terpantau di sub DAS Aek Pahu tidak ada fenomena banjir bandang di sepanjang aliran sungai ini,”
kata manajemen. Mereka menambahkan, tidak seperti di Garoga, di Aek Pahu tidak ditemukan aliran lumpur dan kayu gelondongan yang masif. Bahkan, desa-desa lingkar tambang di sana justru berfungsi sebagai pusat pengungsian.
Observasi lewat udara sepertinya memperkuat argumen mereka. Dari helikopter, terlihat titik-titik longsoran di tebing hulu Sungai Garoga. Longsoran inilah yang diduga menjadi sumber material lumpur dan kayu yang menyumbat aliran.
“Namun demikian, temuan ini masih merupakan indikasi awal, kajian lebih lanjut diperlukan,”
ujar PTAR, mengakui perlunya penelitian lebih mendalam.
Perusahaan ini juga menegaskan komitmennya terhadap aturan. Mereka mengklaim operasi tambang berjalan di kawasan Areal Penggunaan Lain (APL) dan selalu patuh pada regulasi lingkungan. Dukungan untuk konservasi air, udara, dan keanekaragaman hayati juga terus dilakukan, kata mereka.
Di akhir pernyataannya, PTAR mengajak semua pihak untuk lebih berhati-hati. Mereka mendorong kolaborasi dan komunikasi yang baik, agar narasi yang tidak tepat tidak mengganggu upaya pertolongan korban.
“Kami mendukung sepenuhnya kajian komprehensif dan independen untuk menghasilkan kesimpulan yang tepat,”
tutup manajemen. Hal itu, menurut mereka, vital untuk mitigasi bencana di masa depan.
Artikel Terkait
Zona Demiliterisasi 10 Km: Usulan Papua Nugini untuk Meredam Ketegangan Perbatasan
Pasar Anyar Bogor Ludes Dilahap Api, Ratusan Pedagang Terpaku Menyaksikan
Aksi Curi Motor di Pejaten Timur Terekam Kamera, Pelaku Beraksi Cuma Satu Menit
Debt Collector Berulah di Johar Baru, Mobil yang Sudah Lunas Nyaris Disita Paksa