Dapur Umum Terancam Lumpuh, Bahan Lokal Jadi Solusi Darurat di Tengah Banjir Aceh

- Rabu, 03 Desember 2025 | 14:55 WIB
Dapur Umum Terancam Lumpuh, Bahan Lokal Jadi Solusi Darurat di Tengah Banjir Aceh

Banjir besar yang menerjang Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat tak hanya merendam rumah. Di balik bencana ini, para pengelola dapur umum atau SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) dipaksa berpikir keras. Bagaimana caranya tetap menyediakan makanan bergizi bagi warga yang terdampak, di tengah segala keterbatasan?

Mustafa Kamal, Kepala Regional SPPG Badan Gizi Nasional untuk wilayah Aceh, mengakui situasinya memang sulit. Bahan pangan standar untuk program mereka mulai langka. Tapi, di tengah kesulitan, muncul ide. "Kami sedang berupaya mengganti menu dengan menu lokal," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (3/12).

Alasannya sederhana: bahan lokal itu justru masih bisa ditemukan.

"Bahan makanan lokal ini tersedia di wilayah Aceh Barat, Bireuen, dan Pidie," tambah Kamal.

Mereka pun berkoordinasi, mengusulkan pemanfaatan sumber daya setempat. Mulai dari umbi-umbian, kacang-kacangan, tahu tempe, sampai ikan dari kolam budidaya warga. Kreativitas jadi senjata utama.

Namun begitu, masalah tak cuma soal bahan makanan. Pasokan gas untuk memasuk pun ikut tersendat. Butuh waktu satu hingga dua bulan untuk normal kembali. Solusi daratannya? Kamal dan tim bertemu dengan Dinas ESDM Aceh.

"Kemarin kami sudah bertemu ESDM Aceh yang menawarkan briket batu bara," katanya.

Rencananya, briket itu akan jadi pengganti sementara. Tapi itu belum cukup. Dua masalah krusial lain adalah air bersih dan listrik. Setelah dihubungi, PDAM belum bisa memastikan kapan perbaikan instalasi air selesai. Sementara jaringan listrik masih sering padam karena banyak titik yang terendam banjir.

Akumulasi semua masalah ini akhirnya memukul operasional SPPG. Sebanyak 19 dari 26 SPPG di Kabupaten Bireuen terpaksa berhenti beroperasi.


Halaman:

Komentar