Wakapolri Buka Luka Lama: Saat Bencana Menghantam, Korban Juga dari Aparat

- Senin, 01 Desember 2025 | 13:25 WIB
Wakapolri Buka Luka Lama: Saat Bencana Menghantam, Korban Juga dari Aparat

Di titik seperti itulah, kata dia, kecepatan tim Disaster Victim Identification (DVI) dan Inafis sangat menentukan. Mereka harus bekerja dengan tempo tinggi, mengidentifikasi, dan segera menyerahkan jenazah kepada keluarga untuk dimakamkan. Tak bisa ditunda.

"Setiap hari, setiap jam tiga sore harus merilis berapa jumlah jenazah yang sudah berhasil diidentifikasi. Selesai dirilis sampaikan kepada keluarga... Harus segera dimakamkan, karena kita tidak bisa menunggu lama-lama. Kasihan jenazah,"

Nah, berangkat dari memori pahit itulah, Dedi berpesan kepada 497 personel yang bersiap diberangkatkan. Tahap pertama ini, 200 orang lebih dulu berangkat ke Sumut dan Sumbar. Mereka berasal dari berbagai satuan; logistik, DVI, Inafis, hingga unit K9.

Mereka diharapkan jadi pasukan “fresh” yang bisa memberi dukungan moril sekaligus menggantikan rekan-rekan di daerah yang sudah kelelahan. Tugas mereka jelas: membantu masyarakat.

Tapi Dedi tegas. Setiap orang, dari komandan hingga prajurit, harus paham betul job description-nya. Tak ada cerita komandan tak tahu apa yang dikerjakan anak buahnya, atau sebaliknya.

"Saya tidak mau dengar komandan tidak ngerti apa yang dikerjakan. Dan saya tidak mau dengar pasukan juga tidak tahu apa yang dikerjakan. Semuanya harus tahu kerjakan, semua harus bertanggung jawab terhadap apa yang harus kita kerjakan,"

Pesan itu dia sampaikan sebelum pasukan berpamitan. Mereka akan bertugas selama seminggu ke depan, menghadapi situasi yang tak pernah bisa sepenuhnya diprediksi. Seperti di Aceh 2004, atau di Palu 2018.


Halaman:

Komentar