Riris sudah terbiasa minum jamu sejak kecil. Favoritnya kunyit asam dan beras kencur. Bahkan, dia dan teman-temannya sering bercanda dengan ungkapan "asmara hancur, beras kencur meluncur".
"Jamu itu beneran enak banget. Rasanya minuman paling pas aja di aku. Favoritku kunir asem sama beras kencur, terbaik itu dua, ditambah sensasi jahe anget di akhir, the best pokoknya," ujarnya.
Riris juga mengaku tidak cocok dengan minuman kekinian seperti kopi atau alkohol. Efek sampingnya bikin dia tidak nyaman.
"Aku tuh Gen Z yang nggak bisa minum kopi, kalau kena kopi perutku nggak enak, dadanya juga deg-degan terus. Nggak tahu karena cafein atau laktosa ya," katanya.
"Sama juga kalau minuman keras, walaupun cuman bir yang 0, berapa persen doang mesti badanku gatal-gatal merah gitu. Emang sangat tidak Gen Z gaul," lanjutnya.
Jadi, buat Riris dan banyak Gen Z lainnya, jamu bukan sekadar tradisi. Ini pilihan hidup yang sehat, nyaman, dan tentu saja, ramah di kantong.
Artikel Terkait
Delegasi Indonesia Soroti Penolakan Usulan Data Gender di Penutupan COP30
Menteri Rini Gebrak Birokrasi dengan Aturan Baru, Langsung Diapresiasi OECD
HNW Sorongkan Jas Hijau Sebagai Fondasi Kepemimpinan Negarawan
Job Fair Jadi Penyelamat, Pengangguran Jakarta Merosot ke 6,05%