Hubungan Indonesia-Australia: Dari Kehangatan Prabowo-Albanese ke Kewaspadaan Strategis

- Senin, 17 November 2025 | 17:00 WIB
Hubungan Indonesia-Australia: Dari Kehangatan Prabowo-Albanese ke Kewaspadaan Strategis

Di atas geladak kapal perang HMAS Canberra, alunan musik bagpipe menyambut kedatangan Presiden Prabowo Subianto dengan penuh kehangatan. Interaksi santai antara Prabowo dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menunjukkan babak baru dalam hubungan bilateral Indonesia-Australia yang tampak semakin akrab dan penuh simpati.

Momen diplomatik ini mencerminkan kondisi hubungan Jakarta-Canberra yang sedang berada pada titik terbaiknya. Kedua negara menunjukkan kesiapan untuk memperluas kerja sama strategis melalui perjanjian keamanan baru yang diumumkan dalam kunjungan ini.

Namun sejarah panjang hubungan Indonesia-Australia mengajarkan pelajaran berharga: kehangatan diplomasi tidak serta-merta menghapus dinamika strategis yang lebih dalam. Canberra memang termasuk mitra terdekat Indonesia, namun hubungan ini kerap diwarnai ketidakpastian seiring perubahan iklim politik domestik dan pergantian kepemimpinan di Australia.

Dinamika Hubungan Indonesia-Australia dari Masa ke Masa

Hubungan bilateral kedua negara telah mengalami berbagai fase naik turun. Pada era pemerintahan Presiden Joko Widodo, Australia di bawah PM Tony Abbott memulai hubungan dengan optimisme tinggi. Namun hubungan kemudian mengalami penurunan akibat berbagai isu sensitif seperti penyadapan, eksekusi hukuman mati, dan kebijakan imigrasi "turn back the boats".

Dinamika serupa berlanjut pada masa pemerintahan Malcolm Turnbull dan Scott Morrison yang cenderung lebih keras dalam retorika keamanan. Kini, di era Albanese, upaya merajut kehangatan kembali dilakukan melalui pendekatan personal dengan Presiden Prabowo Subianto.

Kewaspadaan Strategis dalam Hubungan Bilateral

Di balik kehangatan pertemuan di HMAS Canberra, hubungan Indonesia-Australia bergerak dalam lanskap strategis yang kompleks. Australia merupakan bagian penting dari arsitektur keamanan Barat di kawasan Indo-Pasifik, dengan keterikatan kuat pada kepentingan Amerika Serikat.


Halaman:

Komentar