Jurnalisme Humanistik: Pengertian, Prinsip, dan Peran di Era Digital

- Selasa, 11 November 2025 | 11:50 WIB
Jurnalisme Humanistik: Pengertian, Prinsip, dan Peran di Era Digital

Jurnalisme Humanistik: Melawan Dehumanisasi Berita di Era Digital

Penulis: Benz Jono Hartono
HIAWATHA INSTITUTE dan Vice Director Confederation ASEAN Journalist (CAJ) PWI Pusat

Dalam laju informasi digital yang serba cepat, kebenaran sering kali dikorbankan untuk kecepatan. Masyarakat dibombardir oleh notifikasi dan didikte oleh algoritma, sementara esensi jurnalisme sebagai penjaga nurani publik terancam tergerus oleh konten yang dingin dan tanpa jiwa.

Apa Itu Jurnalisme Humanistik?

Jurnalisme humanistik hadir sebagai antitesa dari pemberitaan yang mekanistik. Aliran jurnalisme ini tidak terburu-buru mengejar tren, tetapi memilih untuk mendalami setiap cerita dengan pendekatan personal. Tujuannya adalah mendengarkan suara-suara yang sering terabaikan dan menyampaikan pesan bahwa setiap individu adalah manusia utuh, bukan sekadar statistik.

Mengembalikan Rasa pada Fakta yang Dingin

Berita kontemporer kerap disajikan sebagai kumpulan data yang keras dan tanpa emosi. Sebuah laporan mungkin menyatakan "sepuluh orang tewas," namun mengabaikan narasi di balik angka tersebut: nama, keluarga, dan impian yang tertinggal. Jurnalisme humanistik menolak dehumanisasi ini. Ia menggali lebih dalam, menghidupkan setiap fakta dengan konteks dan empati, karena data tanpa rasa dianggap sebagai bentuk kematian dari profesionalisme itu sendiri.

Perjalanan dari Redaksi Menuju Nurani

Para jurnalis humanistik ibarat pengembara di gurun misinformasi. Mereka menulis bukan semata untuk memenuhi target optimasi mesin pencari, tetapi untuk menyentuh hati dan membangkitkan kesadaran manusia. Keberadaan mereka di lokasi-lokasi terdampak—seperti kamp pengungsi atau wilayah bencana—bukan untuk mencari sensasi, melainkan untuk menemukan makna dan memulihkan rasa kemanusiaan yang membeku pada pembaca.


Halaman:

Komentar