Komunitas masyarakat adat tiba di Kamp Masyarakat Adat tepat pada hari pembukaan Konferensi Perubahan Iklim PBB atau COP30. Acara internasional ini berlangsung di kota Belem, Brasil, pada hari Senin tanggal 10 November menurut waktu setempat.
Rombongan masyarakat adat telah melakukan perjalanan jauh menggunakan perahu. Mereka memulai perjalanan sejak hari Minggu, 9 November, dengan rute yang membentang sejauh kurang lebih 3.000 kilometer, yang berawal dari kawasan pegunungan Andes.
Kehadiran para pemimpin dan anggota masyarakat adat dalam konferensi iklim ini memiliki tujuan strategis. Mereka bertekad untuk menyuarakan tuntutan agar pengelolaan wilayah adat ditingkatkan. Langkah ini dinilai mendesak untuk memulai perlindungan alam yang lebih nyata, terutama dalam menghadapi ancaman perubahan iklim yang kian meningkat. Tekanan dari berbagai industri ekstraktif, termasuk pertambangan, penebangan hutan, dan pengeboran minyak, yang terus menggerogoti kelestarian hutan juga menjadi perhatian utama.
Artikel Terkait
Banjir Hantam Lapas Aceh, 428 Napi Terpaksa Dilepas Demi Nyawa
Tiga Klaster Huntap Sumatera Mulai Terbangun, Ada Skema Gotong Royong
Slank Kembali Menyentil dengan Republik Fufufafa di Ulang Tahun ke-42
Bupati dan Kapolres Sintang Ajak Masyarakat Ganti Pesta dengan Berbagi