Eskalasi kejahatan berlanjut pada 31 Oktober 2025, di mana para pelaku menargetkan dua pabrik berbeda di wilayah Ungaran, Kabupaten Semarang. Dari dua aksi yang dilakukan pada hari itu, satu di antaranya dilaporkan gagal.
Komplotan kemudian memperluas area operasinya ke luar kota. Pada 2 November 2025, mereka melakukan aksi pembobolan di wilayah Prambon, Prambanan, Klaten. Aksi terakhir ini disebut-sebut berhasil mendatangkan kerugian yang sangat besar, dengan uang yang digondol mencapai hampir Rp 1 miliar.
Proses Penyidikan dan Kendala Bahasa
Kasatreskrim Polrestabes Semarang, AKBP Andika Dharma Sena, membenarkan keberhasilan pengungkapan kasus ini. Dalam pernyataannya yang dikutip pada Senin (10/11), Andika menyatakan bahwa pihaknya masih melakukan pendalaman mendalam karena kejahatan ini terjadi di banyak Tempat Kejadian Perkara (TKP).
"Iya, benar. Sekarang sudah kita lakukan penahanan, masih kita dalami dulu karena ada beberapa TKP," ujar AKBP Andika.
Proses penyidikan menghadapi kendala komunikasi karena keempat tersangka tidak dapat berbicara menggunakan Bahasa Indonesia. Untuk mengatasi hal ini, pihak kepolisian terpaksa menghadirkan penerjemah agar proses interogasi dan pendalaman kasus dapat berjalan lancar.
"Ini masih kita dalami dulu, maksud dan tujuannya mereka ke Semarang, karena mereka dari luar juga, makanya kita dalami dulu. Nanti kita rilis," pungkas Andika menutup pernyataannya.
Artikel Terkait
KPK dan Kejagung Usut Korupsi Pengadaan Minyak Mentah Petral, Ini Kronologinya
KPK Perketat Pengamanan JPU di Sumut Pasca Kebakaran Rumah Hakim Kasus Korupsi
Mendagri Tito Karnavian Raih Penghargaan Kepemimpinan, Tekankan Sinergi Pusat-Daerah
KPK Usut Tuntas Korupsi Kuota Haji 2024: Kerugian Negara Capai Rp 1 Triliun