Minat Baca Gen Z Meningkat, Tapi Bagaimana dengan Kemampuan Literasinya?
Dalam empat tahun terakhir, Tingkat Kegemaran Membaca (TGM) di Indonesia yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tren yang positif. Angkanya terus merangkak naik dari 59,52 pada tahun 2021, menjadi 63,90 di tahun 2022, lalu 66,7 di tahun 2023, dan mencapai 72,44 di tahun 2024.
Peningkatan minat baca ini tentu menjadi kabar baik. Namun, muncul pertanyaan mendasar: apakah peningkatan minat baca ini diikuti dengan peningkatan kemampuan literasi yang sebenarnya?
Minat Baca vs. Literasi: Dua Hal yang Berbeda
Faktanya, meningkatnya minat baca tidak otomatis berarti literasi juga meningkat. Minat baca adalah ketertarikan seseorang untuk membaca secara sukarela. Sementara literasi memiliki cakupan yang lebih luas, yaitu kemampuan untuk mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup.
Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa minat baca adalah fondasi untuk menjadi literat. Namun, memiliki minat baca saja tidak cukup untuk membuat seseorang mampu menganalisis informasi secara kritis.
Analisis Kondisi Literasi Gen Z di Indonesia
Lantas, bagaimana dengan Generasi Z? Apakah mereka sudah cukup literat? Berikut adalah faktanya.
1. Kualitas Bacaan yang Dikonsumsi
Survei APJII mencatat Generasi Z sebagai kelompok paling dominan dalam penggunaan internet. Sayangnya, minat baca yang tinggi ini seringkali tidak diimbangi dengan kualitas bacaan. Banyak dari Gen Z yang lebih memilih membaca cuitan di media sosial atau mengonsumsi konten visual singkat seperti gambar dan video pendek.
Artikel Terkait
Empat Truk Kontiner Berantem di Bekasi, Lalu Lintas Lumpuh Total
Kebocoran Elpiji Picu Kebakaran Tujuh Kontrakan di Pademangan
Gempa 4,7 SR Guncang Agam, Warga Berhamburan Keluar Rumah
Masjid Al-Aqsha Sentani Buka Lahan Parkir dan Sediakan Air Minum untuk Umat Kristiani