Buni Yani Soroti Moralitas Politik Prabowo dan Isu Kriminalisasi Aktivis
JAKARTASATU.COM – Pengamat politik dan media Asia Tenggara, Buni Yani, mengkritik fenomena kriminalisasi aktivis yang dinilai masih berlanjut dari era pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) ke kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, hal ini mempertanyakan moralitas politik Prabowo.
Prabowo Bergabung dengan Rezim Jokowi
Buni Yani mengungkapkan, setelah bebas dari penjara Gunung Sindur pada 2 Januari 2020, ia menyaksikan Prabowo Subianto memutuskan untuk bergabung dengan pemerintahan Jokowi sebagai Menteri Pertahanan. Saat itu, muncul narasi dari para loyalis bahwa Prabowo akan "berjuang dari dalam".
"Kita mengira setelah Prabowo bergabung dengan Jokowi, yang akan 'berjuang dari dalam', lalu tidak akan ada lagi kriminalisasi dan penangkapan aktivis, terutama aktivis Islam. Ternyata kita salah. Penangkapan terus terjadi sampai 2024," tegas Buni Yani dalam pernyataannya.
Harapan yang Pupus di Tangan Prabowo
Buni Yani menegaskan bahwa setelah Prabowo bergabung dengan pemerintahan, tidak ada perubahan signifikan. Penangkapan terhadap aktivis, khususnya dari kalangan Islam, justru terus berlangsung. Ia pun mempertanyakan manfaat langkah politik Prabowo jika tidak mampu melindungi para pendukung setianya.
Artikel Terkait
Resmob Polda Metro Jaya Tangkap Romaja, Pelaku Penembakan Sekuriti di Cakung
Kiat Menjadi Manusia Paling Bertakwa: Kajian Inspiratif Majelis Taklim Abu Hanifah Bogor
Pelatihan Menulis PRM Rawa Bambu: Cetak Penulis Muda Andal untuk Dakwah & Bisnis Digital
Aplikasi Deteksi Diabetes dengan Teknologi Lie Detection Diluncurkan di Jakarta Barat