Boikot Global terhadap Israel: Dampak, Strategi BDS, dan Isolasi Internasional
Gerakan boikot global terhadap Israel terus meluas, menargetkan kebijakan yang dituding sebagai genosida di Gaza. Dari aksi di jalanan hingga kampanye di supermarket, tekanan terhadap Israel semakin menguat.
Israel Terisolasi, Pengakuan dari Dalam Negeri
Menurut Omar Barghouti, pendiri gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS), Israel semakin terisolasi di panggung global. Gerakan BDS yang diluncurkan pada 2005 ini bertujuan mengadvokasi hak-hak Palestina dan mengakhiri pendudukan serta apartheid Israel dengan menargetkan keterlibatan korporasi, bukan individu.
Barghouti menegaskan, "Gerakan BDS telah memainkan peran paling penting dalam memperburuk isolasi rezim Israel." Pernyataan ini diperkuat oleh pengakuan dari dalam Israel sendiri. Avi Balashnikov, Ketua Institut Ekspor Israel, mengungkapkan bahwa boikot ekonomi dan organisasi BDS menghadirkan tantangan besar, bahkan memaksa Israel "beroperasi di bawah radar" di beberapa negara.
Strategi dan Klasifikasi Target Boikot BDS
Gerakan BDS mengidentifikasi perusahaan-perusahaan yang dianggap terlibat dalam pendudukan Israel, pelanggaran HAM, atau kebijakan apartheid. Kampanye mereka diklasifikasikan dalam tiga kelompok utama:
Artikel Terkait
Sinergi Kemenkum Kalbar dan Dekranasda Sintang Lindungi Kekayaan Intelektual Daerah
Ancaman Oligarki di Indonesia: Analisis Kajian Politik Merah Putih dan Respons Presiden
Seskab Teddy Kunjungi PT Denso, Pantau Program Magang Nasional untuk 100 Ribu Fresh Graduate
Roy Suryo Ditahan, Muslim Arbi Soroti Kontroversi Ijazah Jokowi yang Tak Kunjung Muncul