“Ia bukan cuma kreator, tapi inovator. Mampu membuat sesuatu yang tadinya tidak ada, menjadi ada,” katanya.
Hendrajit menyinggung transformasi besar-besaran yang terjadi di sektor transportasi darat sejak Jonan menjabat sebagai Menteri Perhubungan. Ia mengingatkan publik pada masa 1980–1990-an, ketika terminal-terminal seperti Rambutan dan Pulogadung masih identik dengan kekumuhan dan calo tiket.
“Sekarang terminal bus dan stasiun di seluruh negeri bersih dan nyaman. Satpam bahkan jadi garda depan pelayanan publik. Itu semua jejak Jonan,” ujar Hendrajit.
Hendrajit mengakui, tidak mudah menebak posisi yang pas untuk sosok seperti Jonan. “Kalau jadi Menteri Perhubungan lagi, itu ibarat memakai kemeja lama lima tahun lalu untuk ukuran tubuh sekarang—sudah tidak pas,” ujarnya.
Menurutnya, proyek Whoosh hanya sekadar program fisik. Sedangkan talenta dan passion Jonan terletak pada membangun sistem dan tata kelola.
“Yang dibutuhkan Prabowo saat ini adalah orang dengan pikiran di luar kotak, berani menginovasi, dan mampu menghidupkan kembali ide-ide besar seperti Sekolah Rakyat atau diplomasi proaktif Indonesia di panggung global. Dan Jonan sudah memberi isyarat ke arah sana,” tutup Hendrajit.
Artikel Terkait
Indonesia Dipuji AS: Ini 2 Kunci Kemajuan Kesehatan yang Cetak Rekor Harapan Hidup
994 Personel Polda Lampung Siaga Antisipasi 114 Titik Rawan Bencana Saat Musim Hujan
Kurir 10,9 Kg Sabu Divonis 18 Tahun, Lebih Ringan dari Tuntutan Hukuman Mati
Razia THM Black Owl Medan: Satu Pengunjung Perempuan Positif Narkoba