Umat Islam harus memahami bahwa tidak mungkin menemukan pemimpin yang seratus persen sesuai dengan seluruh nilai dan harapan kita. Dalam menentukan pilihan politik, kaum Muslimin harus realistis dan memiliki prioritas jelas: apakah berpihak kepada mereka yang memperjuangkan keadilan, melawan penindasan, dan membela kaum lemah, walau dengan ketimpangan dalam masalah personal, atau kepada mereka yang tampil membawa agama tetapi diam atau bahkan mendukung genosida.
Seorang pemimpin yang menolak genosida, seperti Mamdani, walau hidup di tengah sistem liberal dan tidak menentang keberadaan kelompok tertentu, masih jauh lebih baik daripada pemimpin yang gemar menampilkan simbol-simbol agama tetapi diam atau mendukung pembunuhan sesama manusia. Jika genosida dibiarkan, hanya masalah waktu nyawa Anda akan hilang karena lawan yang terlalu kuat.
Belajar dari Pengalaman Negara Mayoritas Muslim
Umat Islam juga bisa belajar dari pengalaman di berbagai negara mayoritas Muslim. Ketika perjuangan politik terlalu kaku dengan mengibarkan bendera agama dan menolak keberagaman, gerakan tersebut mudah menjadi sasaran empuk bagi pihak dengan kekuatan militer dan teknologi lebih unggul. Akibatnya, perjuangan yang semula diniatkan untuk menegakkan nilai-nilai Islam justru berujung pada konflik dan penderitaan panjang.
Strategi Berpolitik dengan Kebijaksanaan dan Akhlak Mulia
Jika umat Islam sungguh ingin berperan besar dalam arah kebijakan publik, yang perlu dikedepankan adalah kesantunan, kebijaksanaan, dan kemampuan berdialog dengan semua pihak, termasuk yang dianggap berseberangan. Jalan menuju kemenangan tidak lahir dari sikap memusuhi, melainkan dari kemampuan menunjukkan akhlak mulia dan memberikan solusi konkret terhadap persoalan nyata di tengah masyarakat.
Sudah saatnya politikus dari kaum Muslimin mengedepankan isu-isu universal terlebih dahulu seperti kesejahteraan ekonomi, pendidikan, keadilan sosial, dan pemenuhan hak-hak dasar manusia. Di saat yang sama, dakwah tetap perlu digalakkan di tengah masyarakat—secara damai, cerdas, dan meneladankan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Foto ini diambil dari X Zohran Mamdani. Beliau berfoto dengan Imam Siraj Wahaj (kanan) dan Yusef Abdus Salaam (kiri).
Artikel Terkait
Kasus Ijazah Palsu Jokowi: Polda Metro Jaya Segera Tetapkan Tersangka
Hizbullah Tegaskan Hak Bela Diri, Tolak Negosiasi dengan Israel
Indonesia Negara Salah Kelola? Analisis Penyebab & Solusi Mengoptimalkan Potensi
Update Layanan KI Kalbar 2025: 2.146 Permohonan & Konsultasi Gratis