Fanatisme Buta Netizen: Bahaya, Dampak, dan Cara Bersikap Kritis

- Kamis, 06 November 2025 | 08:00 WIB
Fanatisme Buta Netizen: Bahaya, Dampak, dan Cara Bersikap Kritis

Fenomena Fanatisme Buta Netizen Terhadap Pejabat Publik

Fenomena fanatisme buta terhadap pejabat publik ternyata tidak hanya terjadi pada level nasional. Bahkan di tingkat gubernur daerah seperti Riau, muncul pembelaan membabi-buta dari para pendukung meski ada kasus hukum yang melibatkan.

Pola Pembelaan Netizen Terhadap Pejabat

Ketika terjadi operasi tangkap tangan (OTT) terhadap seorang pejabat, seringkali muncul reaksi denial dari para pendukungnya. Mereka sibuk membantah dengan berbagai alasan, mulai dari tuduhan tebang pilih hingga teori konspirasi bahwa pejabat tersebut dijebak karena berani mengkritik pemerintah pusat.

Pertanyaan Reflektif untuk Netizen

Bagi netizen yang membela pejabat secara membabi-buta, penting untuk bertanya pada diri sendiri:

  1. Apa yang didapat dari pembelaan berlebihan ini? Apakah ada keuntungan materi?
  2. Apa hubungan personal dengan pejabat tersebut? Apakah keluarga, teman, atau tetangga?
  3. Apakah pernah mendapatkan fasilitas atau pengakuan langsung dari pejabat tersebut?

Jika jawaban untuk semua pertanyaan di atas adalah tidak, maka perlu dipertanyakan motif pembelaan yang dilakukan.


Halaman:

Komentar